kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini strategi Kemtan kembangkan peternak sapi perah


Kamis, 17 November 2016 / 10:34 WIB
Ini strategi Kemtan kembangkan peternak sapi perah


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Usaha peternakan sapi perah rakyat tengah dalam sorotan saat ini. Pasalnya, para peternak sapi perah ini dihantam penurunan harga susu lokal akibat susu impor membanjir.

Rendahnya harga susu lokal ini diperparah dengan penurunan produksi susu akibat banyaknya sapi perah yang dipotong peternak karena tak sanggup lagi bertahan dalam industri tersebut sehingga mengurangi populasi sapi perah nasional.

Tak ingin hal ini terus berlanjut, Kementerian Pertanian (Kemtan) akan mendorong produksi susu sapi perah lokal dengan mewajibkan importir susu menyerap produksi dalam negeri.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, pengembangan sapi perah di Indonesia masih menjanjikan. Namun, karena harga susu lokal sudah jatuh di kisaran Rp 4.500 per liter, hal itu membuat peternak sapi perah enggan mengembangkan usaha sapi perah.

Untuk itu, Amran tengah mengkaji kebijakan baru untuk mewajibkan importir susu wajib menyerap susu lokal sebelum melakukan impor. "Nantinya kami mewajibkan agar importir menyerap susu lokal dulu baru impor," ujar Amran, Rabu (16/11).

Amran menjelaskan usulan ini masih terus dimatangkan dan sudah dikomunikasikan dengan Kementerian Perdagangan (Kemdag) dan Kementerian Perindustrian (Kemperin).

Nantinya bila sudah ditemukan kesepakatan, kebijakan itu akan diterbitkan dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) tentang wajib serap produksi susu lokal. Selain itu, Amran juga mengkaji agar harga susu lokal naik menjadi Rp 6.000 per liter.

Berdasarkan data Kemtan, pada tahun 2015 total populasi sapi perah produktif mencapai 518.649 ekor dan dengan jumlah sapi perah diproduksi sebesar 835.100 ekor. Sementara itu, total kebutuhan susu sapi nasional pada 2015 sebesar 3.82 juta ton per tahun atau 15 liter per kapita per tahun.

Produksi lokal berupa susu segar baru mencapai 22 % dari kebutuhan, dan kekurangannya 78% masih harus dipenuhi dari impor yakni 3 juta ton dalam bentuk produk olahan susu.

Ketua Asosiasi Peternak Sapi Perah Indonesia (APSPI) Agus Warsito mendukung rencana Kemtan mendorong kenaikan harga susu lokal sebesar Rp 6.000 per liter. Namun berdasarkan hitung-hitungan peternak susu lokal, seharusnya harga ideal susu lokal sebesar Rp 7.000 per liter.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×