Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Usai ramai jadi perbincangan masyarakat di media sosial, World selaku penyedia layanan Worldcoin telah menghentikan sementara layanan verifikasi di Indonesia secara sukarela dan saat ini tengah mencari kejelasan terkait persyaratan izin dan lisensi yang relevan.
Di balik kontroversi soal Worldcoin yang beredar di masyarakat, World berharap dapat terus melanjutkan dialog-dialog konstruktif dan suportif yang telah terjalin selama setahun terakhir dengan pihak pemerintah terkait.
“Jika terdapat kekurangan atau kesalahpahaman terkait perizinan kami, kami tentu akan menindaklanjutinya,” ungkap World melalui keterangan resminya, Senin (5/4).
Baca Juga: Komdigi Bekukan Sementara Layanan Worldcoin dan World ID Usai Viral di Bekasi
Menurut World, teknologi baru seringkali disambut dengan skeptisisme dan kekhawatiran sebelum akhirnya diterima oleh masyarakat luas dan pemangku kepentingan. Misalnya ponsel, mobil, dan komputer pun sempat mendapat reaksi keras saat pertama kali diperkenalkan, tetapi seiring waktu, ternyata membawa manfaat besar bagi masyarakat.
Hal ini yang menjadi alasan Tools for Humanity (TFH), sebagai perusahaan yang membangun protokol World, sangat berhati-hati dalam memperkenalkan World di Indonesia.
“Kami melakukan diskusi yang berkelanjutan dan mendalam dengan pemerintah, memastikan kepatuhan terhadap seluruh regulasi yang berlaku, serta menginformasi masyarakat melalui konferensi pers, acara publik, dan kampanye edukatif sebelum meluncurkan layanan kami,” imbuhnya.
Baca Juga: Mengenal Worldcoin, Inovasi Verifikasi Identitas Digital yang Dibekukan Komdigi
World menegaskan kembali bahwa pihaknya memanfaatkan teknologi untuk memverifikasi keunikan individu di era AI, terlebih ketika misinformasi dan disinformasi, termasuk pencurian identitas dan deep fake, mulai merajalela.
Ada pun, World juga menjelaskan bahwa proses ini dilakukan tanpa menyimpan data pribadi siapa pun, dan sebaliknya. World menyerahkan kendali penuh atas informasi tersebut kepada sang pengguna. Informasi ini tidak dapat diakses oleh World maupun pihak kontributor seperti Tools for Humanity.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
