kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Tantangan di Sektor Hulu Migas dari Sisi SDM


Selasa, 28 Juni 2022 / 16:35 WIB
Ini Tantangan di Sektor Hulu Migas dari Sisi SDM
ILUSTRASI. SKK Migas melakukan kunjungan ke lokasi pemboran sumur eksplorasi Markisa (MKS)-001 di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat, Rabu 22 Juni 2022.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - BALI. Dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), persentase kontribusi minyak dan gas terhadap jumlah energi yang dibutuhkan memang akan menurun dari 63% ditahun 2020 menjadi 44% ditahun 2050.

Namun secara volume kebutuhan minyak dan gas ini justru akan meningkat, yang man konsumsi konsumsi gas diperkirakan akan meningkat lebih besar lagi. Dwi Soetjipto, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan, konsumsi gas saat ini yang sekitar 6,000 MMSCFD, diperkirakan meningkat menjadi 26,112 MMSCFD di tahun 2050 atau naik sebesar 298%.

"Dengan memperhatikan pertumbuhan konsumsi tersebut dan dalam upaya memastikan kecukupan energi, maka sesungguhnya potensi hulu migas Indonesia masih cukup besar," katanya, Selasa (28/6/2022).

Dwi mengungkapkan, Indonesia memiliki 128 cekungan migas dan yang sudah berproduksi baru sebanyak 20 cekungan, sebanyak 27 cekungan sudah ada temuan namun belum berproduksi, dan masih terdapat 68 cekungan yang belum dibuktikan keberadaan hidrokarbonnya.

Namun perlu disadari, industri migas adalah industri yang cukup menantang dengan adanya kebutuhan akan teknologi yang tinggi, risiko tinggi, dan investasi yang besar dengan adanya persaingan antarnegara untuk mendapatkan investasi tersebut, terlebih, tantangan untuk mendapatkan migas juga semakin besar. "Era easy oil sudah lewat. Saat ini cadangan migas harus kita cari pada lokasilokasi yang sulit," sebut Dwi.

Di sisi lain, SKK Migas mencatat sebanyak 22% tenaga kerja hulu migas akan memasuki masa pensiun dalam waktu tujuh tahun mendatang. Tak pelak, akan mengganggu kinerja dari hulu migas Indonesia. Dwi mengakui aspek SDM memegang peranan yang strategis, terutama di tengah kondisi hulu migas yang sedang berusaha memenuhi target produksi migas nasional.

Celakanya, regenerasi talent yang rendah dikarenakan rekrutmen fresh graduate cenderung menurun. "Bahkan tidak dilakukan sejak 2015, seiring dengan pelemahan harga minyak dan investasi hulu migas," ucapnya. Sementara, program eksplorasi masif pun juga mengalami tantangan. Hal itu karena core talent di bidang G&G jumlahnya cukup terbatas dan salary yang relatif kurang kompetitif bila dibanding negara lain.

Dengan memperhatikan tantangan dan dinamisnya perubahan yang terjadi pada industri ini, maka kemampuan SDM di sini tentunya menjadi persyaratan mutlak, tidak hanya dalam kemahiran teknologi namun juga kemampuan inovasi dan berpikir out of the box untuk melakukan kegiatan secara massif, agresif dan efisien.

"Untuk itu, tema yang diusung oleh Indonesia Human Resources Summit (IHRS) 2022, yaitu Post Recovery Leap: Championing Resilient Workforce to Accelerate Digital Transformation and Business Sustainability, saya rasa sangat tepat," ujar Dwi. Ia menambahkan, tema ini juga selaras dengan Group of 20 (G20) yang mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger".  

Atas dasar itu, SKK Migas lantas menggelar IHRS yang merupakan konferensi tahunan bergengsi mengenai sumber daya manusia di industri hulu migas. Konferensi itu akan digelar di Nusa Dua, Bali, pada 28-29 Juni 2022. Saat ini, data peserta konferensi yang akan hadir dalam acara itu tercatat sekitar 1.300 profesional dan praktis sumber daya manusia.

Pada kesempatan yang sama, Pelaksana Tugas Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Mohamad Kemal, menyatakan, ada sejumlah tantangan kerja di bidang sumber daya manusia pada tahun ini. Adapun tantangan tersebut di antaranya adalah kelangkaan tenaga ahli atau master expert migas dan proses alih kelola untuk wilayah-wilayah kerja kontrak kerja sama yang secara langsung berpengaruh terhadap kebutuhan tenaga kerja. "Padahal kebutuhan sumber daya manusia bidang migas saat ini meningkat signifikan seiring dengan mulai berjalannya proyek-proyek besar di industri migas," sebutnya.

Kemal pun menyakini jumlah pekerja di sektor migas akan terus meningkat pada kuartal kedua tahun ini, bahkan sampai akhir tahun 2022. "Kebutuhan sumber daya manusia di subsektor migas meningkat sesuai dengan komitmen kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dalam persetujuan work plan and budget (WNPB)," sebut dia.

Yang terang, Kemal bilang, rencana rekruitmen masih akan dilakukan KKKS sesuai dengan kebutuhan operasional pada tahun ini. SKK Migas mencatat jumlah pekerja di industri hulu migas sebanyak 22.609 orang sepanjang tahun 2020 lalu. "Namun jumlah pekerja di industri hulu migas sebanyak 19.243 orang pada kuartal I 2022," ujar Kemal.

Sementara dalam sambutannya yang dibacakan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan, dalam kondisi yang menantang ini, Indonesia dipercaya memegang Presidensi G20 di mana G20 memiliki peran besar sebagai katalisator dalam pemulihan ekonomi dunia dengan fokus pada tiga sektor prioritas G20, yaitu penguatan arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.

"Dalam konteks ini, HRS menegaskan pentingnya sumber daya manusia sebagai penggerak dan pendorong pemulihan dari krisis Covid-19," jelasnhya.

Selanjutnya, transformasi digital merupakan salah satu strategi yang tepat untuk membangkitkan kembali aktifitas sektor energi pada masa new normal akibat pandemi Covid-19, dimana akan memudahkan industri energi mengatur proses pekerjaan dan sumber daya manusia untuk produktif, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Untuk itu diperlukan sumber daya manusia dan lingkungan kerja yang adaptif. Arifin  berujar, pola kerja hybrid tidak lagi terelakkan. Perusahaan dan individu dituntut untuk berpikir out of the box dengan mengoptimalkan berbagai fasilitas dan prosedur agar pekerjaan tetap dapat berjalan lancar tanpa kendala. "Transformasi tidak terelakkan dan terjadi di segala tataran kehidupan, baik secara organisasi maupun secara individu," terang dia.

Arifin menuturkan, dalam era digital tersebut, peningkatan kualitas SDM perlu difokuskan dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai teknologi yang berwawasan lingkungan. Penguasaan teknologi sekaligus menjadi kunci untuk memberikan nilai tambah terhadap proses-proses yang selama ini dilakukan di perusahaan
atau instansi.

Nilai tambah tersebut dapat berupa nilai tambah waktu (mempercepat/mempersingkat proses), nilai tambah finansial (meningkatkan revenue, mengefisienkan biaya, meningkatkan investasi), maupun nilai tambah lainnya secara sosial, kelestarian lingkungan, budaya, dan sebagainya.

Dukungan dan peran serta SDM yang tangguh juga diperlukan dalam rangka implementasi transisi energi di Indonesia. Transisi energi menuju energi yang lebih bersih merupakan sebuah keniscayaan, tidak hanya di Indonesia, namun juga secara global.

Kementerian ESDM berkomitmen akan terus berusaha untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060, dan bisa lebih cepat jika mendapat dukungan penuh dari internasional. "Transisi energi menuju energi yang lebih bersih ini merupakan kontribusi untuk menuju negara yang menerapkan green economy, green technology, dan green product," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×