Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MRT Jakarta dan PT Kereta Api Indonesia (persero) menandatangani perjanjian pembentukan anak usaha. Pembentukan anak usaha tersebut masih digodok dalam sebulan ke depan dan akan terbentuk pada awal tahun depan.
William Sabandar, Direktur Utama MRT Jakarta menyebut pembentukan anak usaha patungan ini bagian dari rencana integrasi transportasi di Jakarta. Selain itu, ke depan juga ada tugas lain terkait dengan ekosistem perkeretaapian di Jakarta.
Baca Juga: Alasan MRT diusulkan sampai Tangerang Selatan
"Ada tiga tugas utama dalam waktu cepat, 3 bulan anak usaha ini akan studi terintegrasi transportasi Jabodetabek. Kemudian 6 bulan studi TOD dan 9 bulan setelahnya dalam kaitannya dengan pembenahan stasiun," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (9/12).
Ia menambahkan pada tahap awal, anak usaha tersebut akan berfokus kepada area di Jakarta terlebih dahulu. Kemudian secara paralel juga akan mengembangkan ke wilayah-wilayah beroperasinya commuter line untuk dikembangkan.
Baca Juga: Puluhan calon emiten mengantre masuk bursa, mana yang paling menarik?
"Perjanjian pokoknya baru itu, kalau TOD di jalur MRT kan ada utara ke selatan itu ada 13 stasiun. Ini sudah kami petakan, kalau KCI nanti ada studinya," lanjutnya.
Yang jelas, pembentukan anak usaha ini akan memudahkan pengelolaan kawasan TOD yang akan menjadi sumber pendapatan non tiket perusahaan. Asal tahu saja, manajemen MRT menargetkan bisa mencatat untung Rp 350 miliar tahun 2021 dan mengeksekusi rencana IPO di tahun berikutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News