kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,41   -13,08   -1.42%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah motif aksi teror penembakan kepada pemilik Duniatex Group di Solo


Jumat, 04 Desember 2020 / 20:42 WIB
Inilah motif aksi teror penembakan kepada pemilik Duniatex Group di Solo
ILUSTRASI. Kapolresta Solo Ade Safri membuka morif dibalik aksi teror pemilik Duniatex Group di Solo.


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kapolresta Solo Kombes Pol. Ade Safri Simanjuntak akhirnya membuka motif dibalik kasus teror penembakan yang menimpa pendiri dan pemilik Duniatex: Indriati.

Ade dalam keterangannya, Jumat (14/12) menjelaskan, adalah hasil lelang tanah yang menjadi pemicu sengketa keluarga Duniatex.

Sekitar tahun 2018, pelaku penembakan yakni Lucas Jayadi yang tak lain adik Indriati mengagunkan aset tanah dan bangunan di Jaten Karanganyar di sebuah bank.

Tak bisa membayar, aset tanah dan bangunan itu lantas dilelang oleh bank. Agar tak jatuh ke orang lain,  Lucas lantas meminta Indriati untuk ikut lelang aset tanah dan bangunan itu dan berhasil mendapatkan aset tersebut.

Baca Juga: Dipicu sengketa keluarga, teror tembak menghujani mobil pemilik Duniatex Group

Selang beberapa tahun kemudian, aset tersebut dijual.  “Di sinilah pelaku mengklaim, dari hasil lelangan (penjualan) ia mendapat keuntungan Rp 10 miliar,” ujar Ade.

Tersangka penembakan Lucas, kata Ade, terus menagih bagiannya itu ke Indriati, namun upaya ini tak membuahkan hasil. “Dan, ini yang lantas menjadi motif penembakan,” ujar Ade.

Sumber KONTAN di Solo yang dekat dengan korban penembakan mengurai cerita lebih lengkap lagi.

Kasus ini memang berawal dari gagalnya Lucas untuk mengeksekusi aset yang ia agunkan di sebuah bank daerah di Solo. Lucas lantas meminta sang kakak yakni Indriati untuk menebus aset tersebut.

Baca Juga: Delta Merlin lego Hartono Mall Solo dan Yogya untuk bayar utang ke kreditur

Indriati lantas menebus aset senilai kurang lebih Rp 20 miliar itu. Tak berhenti sampai di situ saja, Indriati lantas membaliknamakan aset tersebut atas nama dirinya.

Selang berapa tahun, Indriati lantas menjual aset dan tanah dan bangunan tersebut ke investor Korea senilai kurang lebih Rp 26 miliar.

Dari sinilah Lucas berang dan merasa masih memiliki bagian dari aset tanah dan bangunan tersebut. Apalagi, Lucas sedianya juga masih ingin menggunakan aset tanah dan bangunan itu untuk kembali berutang ke bank sebagai jaminan.

Baca Juga: Lolos PKPU, Duniatex siap merestrukturisasi utang Rp 22,36 triliun

Lucas membutuhkan aset tersebut sebagai jaminan untuk kembali membuka usahanya yang tengah sulit. Lantaran usahanya tak kunjung membawa hasil, ia pun melakukan teror penempakan pada Rabu (2/12).

Ia pun menembak mobil yang ditumpangi pemilik Duniatex Group yang juga pemilik jaringan Rumahsakit Indriati di kota Solo itu dengan 8 peluru. Meski tak ada korban jiwa, Lucas kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya atas aksi teror penembakan itu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×