Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JaKARTA. PT Inovisi Infracom Tbk melihat peluang dari tipisnya kontribusi penjualan batubara. Mereka pun getol mencari celah lain mengembangkan bisnis.
Nah, demi mengejar penghasilan dari lini bisnis ini, perusahaan yang mengawali usaha dari jasa infrastruktur telekomunikasi sejak tahun 2008 ini, tengah memasang strategi dengan kembali mengakuisisi perusahaan batubara.
Terbaru, ada dua perusahaan tambang batubara dan satu perusahaan jasa minyak gas (migas) dari Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dalam waktu dekat resmi menjadi bagian dari Inovisi. Aksi ini menelan dana US$ 100 juta-US$ 150 juta.
Akuisisi ini sebagian memakai dana belanja modal dari kas internal tahun ini sebesar Rp 561,73 miliar. "Dana itu datang dari kas internal dan profit yang kami bukukan, serta pinjaman bank," tutur Direktur Inovisi Infracom Ooi Kock Aun, yang akrab disapa Adrian Ooi, (18/6).
Menilik laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2013, perusahaan ini menyisakan dana lancar Rp 32,59 miliar. Sementara pos laba tercatat Rp 536,48 miliar.
Sayang, Inovisi belum mau membeberkan identitas dua perusahaan tersebut. Inovisi bilang akan mempublikasikan nama kedua perusahaan tersebut kelak saat proses akuisisi sudah final.
KONTAN pernah memberitakan jika perusahan tambang batubara yang menjadi incaran ini memiliki cadangan batubara hingga 100 juta ton, dengan nilai kalori 5.500 kcal/kg. Sementara perusahan jasa migas yang akan dicaplok oleh Inovisi sudah memiliki kontrak jangka panjang senilai US$ 80 juta.
Jika akuisisi terhadap perusahaan batubara dan jasa migas tersebut rampung, berarti separuh target akuisisi Inovisi tahun ini terealisasi. Pasalnya, perusahaan berkode saham INVS di Bursa Efek Indonesia ini menargetkan mengakuisisi empat perusahaan di batubara dan migas.
Hingga saat ini rencana akuisisi dua perusahaan lain masih dalam tahap perbincangan. "Kami sedang mematangkan rencana itu, sedikit perusahaan untuk kami akuisisi tetapi yang penting perusahaan tersebut menghasilkan profit yang bagus," terang Adrian Ooi.
Sebelumnya, dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) 2013, Inovisi berencana membeli 75% saham PT Cakra Daya Energy, senilai Rp 97,71 miliar. Cakra Daya telah mengantongi kontrak dari Total E&P Indonesie untuk pembangunan infrastruktur migas di blok Mahakam untuk tempo lima tahun.
Proyek STNK digital
Namun aksi akuisisi terhadap perusahaan batubara maupun jasa migas secara berturut-turut ini belum berdampak besar bagi kinerja. Berdasarkan laporan keuangan Inovisi per 31 Desember 2013 maupun per 31 Maret 2014 masih menempatkan lini bisnis jasa infrastruktur telekomunikasi sebagai sebagai kontributor terbesar.
Di kuartal I-2014 misalnya, lini bisnis penjualan batubara cuma menyumbang 5,12% dari total pendapatan Rp 455,82 miliar. Bandingkan dengan kontribusi jasa infrastruktur telekomunikasi bergerak yang menyumbang hingga 92,69%.
Tak hanya akuisisi, tahun ini Inovisi melalui anak perusahaannya, PT Registrasi dan Identifikasi, tengah menjalankan proyek registrasi surat tanda naik kendaraan (STNK). Mereka bekerjasama dengan Polisi Daerah Metro Jaya untuk membangun sistem registrasi STNK digital.
Tanpa menyebutkan nilai kontrak, Inovisi bilang proses penjajakan kerjasama ini sudah berjalan sejak tahun 2010. Sementara lama kontrak kerjasama ini hingga 20 tahun
ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News