kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Insentif pengembangan vaksin corona bakal dorong riset industri farmasi


Minggu, 21 Juni 2020 / 17:43 WIB
Insentif pengembangan vaksin corona bakal dorong riset industri farmasi
ILUSTRASI. Pabrik obat Antimo dari Phapros


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi mendorong penanganan cepat terhadap wabah covid-19, pemerintah akan memberikan stimulus khusus bagi industri. Pemerintah dikabarkan akan menyiapkan hadiah bagi penemu vaksin covid-19 berupa pemotongan pajak.

Keringanan pajak tersebut akan diterbitkan dalam bentuk insentif pajak super tax deduction untuk kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka mendorong penemuan vaksin virus covid-19. 

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menyampaikan, pemerintah melalui Kementerian Keuangan sedang menyiapkan Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK) pemberian insentif pajak bagi penemu vaksin corona.

Baca Juga: Ini kata Kalbe Farma soal super tax deduction 300% untuk pengembangan vaksin corona

Insentif pajak tersebut berupa pengurangan pajak penghasilan (PPh) hingga 300% dari biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) penemuan vaksin virus covid-19. 

Menurut PT Phapros Tbk (PEHA), kebijakan tersebut diharapkan dapat memicu riset industri farmasi di dalam negeri.

"Apabila memang ada kebijakan khusus demikian, diharapkan akan memacu pusat riset baik dari lembaga riset, perguruan tinggi ataupun industri untuk mengembangkan baik obat ataupun vaksin untuk menjadi agen kuratif dan preventif dari covid-19," ujar Zahmilia Akbar, Corporate Secretary PEHA kepada Kontan.co.id, Minggu (21/6).

Soal kemungkinan perusahaan mengembangkan vaksin, PEHA mengatakan belum ada rencana ke arah sana. Sebab kata Zahmilia, perusahaan saat ini fokus dalam penyediaan produk multivitamin yang diharapkan dapat memenuhi permintaan pasar di tengah pandemi ini.

Perusahaan plat merah tersebut diketahui berencana memproduksi hingga 1 juta boks multivitamin merek Becefort di tahun 2020 ini. 

Sementara induk PEHA, PT Biofarma (Persero) diketahui tengah mengembangkan vaksin bekerjasama dengan lembaga riset.

Baca Juga: Wajib pajak yang bantu tangani Covid-19 dapat insentif pajak penghasilan, apa saja?

Manajemen Biofarma sampai saat ini belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait progress pengembangan riset tersebut. Kabar terbarunya, saat ini PT Bio Farma (Persero) dan perusahaan asal China, Sinovac Biotech Ltd telah menyelesaikan uji klinis kandidat vaksin tahap pertama dan tengah menjalankan pengujian fase kedua.

Uji klinis kedua yakni tes imunologi dilakukan untuk mengetahui dampak vaksin terhadap kekebalan tubuh. “Hasil tes diperkirakan akan diumumkan pada akhir Juni 2020,” kata Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.

Setelah uji klinis tahap kedua selesai, Wiku menyebut Bio Farma dan Sinovac akan melakukan uji klinis tahap ketiga yang rencananya dimulai Juli 2020. Jika semua tahapan pengajuan lancar, baru antibodi bisa diproduksi secara massal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×