kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Integra Indocabinet (WOOD) menyiapkan capex Rp 250 miliar pada 2022


Selasa, 23 November 2021 / 22:07 WIB
Integra Indocabinet (WOOD) menyiapkan capex Rp 250 miliar pada 2022
ILUSTRASI. Alokasi belanja modal Integra Indocabinet (WOOD) lebih dari dua kali lipat tahun ini.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Integra Indocabinet Tbk (WOOD) menyiapkan belanja modal lebih tebal untuk tahun 2022. Emiten furnitur ini mengalokasikan belanja modal Rp 250 miliar. Belanja modal ini naik lebih dari 100% dari belanja modal tahun ini yang sebesar Rp 120 miliar. 

"Belanja modal tahun depan akan digunakan untuk kebutuhan ekspansi kapasitas produksi dan maintenance capex," kata Sekretaris Perusahaan WOOD Wendy Chandra pada Kontan, Selasa (23/11).

Per September 2021, WOOD sudah menyerap capex Rp 70 miliar. Integra menggunakan belanja modal ini untuk pemeliharaan dan ekspansi kapasitas produksi berupa pembelian pabrik di Lumajang dengan area 2,3 hektare. Pabrik tersebut akan mulai beroperasi di tahun 2022 dengan penambahan sekitar 20% kapasitas produksi produk building component.  

Baca Juga: Integra Indocabinet (WOOD) Menuai Berkah Kenaikan Ekspor

Dengan beroperasinya pabrik anyar tersebut, WOOD memperkirakan penjualan masih akan terus menunjukkan tren pertumbuhan. Selain itu, permintaan dari pembeli existing maupun pembeli baru terus bertambah. WOOD memasang target pertumbuhan penjualan sebesar 25% untuk tahun depan.

"Kami perkirakan kontribusi penjualan masih paling besar berasal dari pasar Amerika karena Amerika yang merupakan importir furnitur dan building component terbesar di dunia, berkisar US$ 13 miliar-US$ 14 miliar per tahun akan terus meningkatkan order di negara-negara selain China," papar Wendy.

Baca Juga: Industri furnitur masih prospektif, ini rekomendasi saham Integra Indocabinet (WOOD)

Sebelumnya China merupakan eksportir furnitur terbesar ke pasar AS. Namun karena tarif perang dagang, tarif anti dumping dan anti subsidi yang dikenakan Pemerintah AS kepada China, produk furnitur China menjadi tidak kompetitif, sehingga banyak pembeli AS yang beralih dari China ke negara lain.

Wendy menambahkan Integra Indocabinet disokong oleh ketersediaan bahan baku yang melimpah sehingga dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif di banding negara pesaing lainnya. "Kami melihat demand dari buyer-buyer terutama dari pasar AS masih akan terus menunjukkan tren penguatan di tahun depan," pungkas dia.

Baca Juga: Kinerja tumbuh, harga saham Integra Indocabinet (WOOD) masih tertinggal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×