Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo meluncurkan aplikasi kegiatan pelayanan barang dan peti kemas konvensional, Pelindo Terminal Operation System – Multipurpos (PTOS - M).
Operasional aplikasi tersebut, kini mulai terpasang di Pelindo Regional 4 Makassar. Secara garis besar, PTOS-M merupakan aplikasi kegiatan pelayanan barang dan peti kemas konvensional.
Hal ini mencangkup mulai dari permohonan, perencanaan, pengoperasian, hingga pelaporan bisa dilakukan melalui satu aplikasi milik Pelindo ini.
Baca Juga: Pelindo Bocorkan Target Kinerja Indonesia Kendaraan Terminal dan Jasa Armada (IPCM)
Branch Manager Makassar PT Meratus Line, Ngurah Gede Santha Dharma mengatakan penerapan PTOS-M tak hanya untuk mengejar keuntungan Pelindo semata, tetapu juga untuk mengurangi cargo stay dan port stay, serta menghilangkan pungutan liar atau pungli utamanya di area Pelabuhan Makassar.
"Kaitannya dengan cargo stay dan port stay, dampaknya sudah dirasakan langsung oleh salah satu pengguna jasa terbesar di Pelabuhan Makassar, yakni PT Meratus Line," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (12/9).
Ia mengakui banyak perubahan peningkatan kinerja pasca 2 tahun Pelindo merger. Di antaranya, layanan kapal terutama bongkar muat menjadi lebih baik dan cepat. Khususnya di Pelabuhan Makassar.
Menurut dia capaian kinerja Pelindo Regional 4 Makassar berbanding lurus dengan perolehan pendapatan perusahaannya.
General Manager (GM) Pelindo Regional 4 Makassar Iwan Sjarifuddin menambahkan, kehadiran PTOS-M dilakukan untuk mengintegrasi standardisasi pelayanan di seluruh wilayah kerja Pelindo pascamerger, termasuk di Pelabuhan Soekarno Hatta di Makassar.
Baca Juga: Rayakan 2 Tahun Merger, Flag Off Ceremony Pelindo Run and Ride Serentak di 4 Kota
"Pelabuhan Makassar merupakan pelabuhan yang cukup sibuk dan menjadi hub di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Apalagi sejak akhir Desember 2015, Pelindo bekerja sama dengan perusahaan pelayaran asal Hongkong, SITC, melayani direct export atau ekspor langsung dari pelabuhan yang memiliki dua dermaga utama, yakni Dermaga Soekarno dan Dermaga Hatta," urainya.
Dermaga Soekarno digunakan untuk aktivitas bongkar muat kapal kargo umum hingga layanan penumpang kapal. Sementara Dermaga Hatta pemanfaatannya untuk bongkar muat peti kemas.
Menurut Iwan, penerapan aplikasi di wilayah kerjanya tentu juga diikuti dengan penerapan pola kerja 24/7 atau 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu sehingga produktivitas bongkar muat meningkat, yang akhirnya berdampak pada penurunan port stay dari semula 2 hari menjadi 1 hari, khususnya di Pelabuhan Makassar.
“Alhamdulillah pasca 2 tahun merger selalu ada peningkatan kinerja terutama di Pelindo Regional 4 Makassar. Karena tidak hanya bermuara pada standardisasi, tetapi sistem digitalisasi ini juga membuat tidak ada ruang untuk melakukan pungli di pelabuhan,” kata Iwan.
Baca Juga: Empat Proyek Strategis Pelindo Tarik Perhatian Investor Global pada AIPF 2023
Pihaknya berharap apa yang diupayakan Manajemen Pelindo selalu membuahkan kinerja yang positif sehingga mencapai visi dan misi Perusahaan yakni menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia, dengan misi mewujudkan jaringan ekosistem maritim nasional melalui peningkatan konektivitas jaringan dan integrasi pelayanan guna mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News