kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Intrepid bakal bawa IMN ke arbitrase internasional


Rabu, 13 Februari 2013 / 12:08 WIB
Intrepid bakal bawa IMN ke arbitrase internasional
ILUSTRASI. Foto udara?kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan dengan latar belakang deretan gedung perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu (30/6/2021). Cuaca hari ini di Jabodetabek cerah hingga hujan ringan, menurut ramalan BMKG. KONTAN/Fransiskus Simbolon.


Reporter: Azis Husaini, Asep Munazat Zatnika, Muhammad Yazid | Editor: Azis Husaini

JAKARTA. Kemelut pertambangan emas Tujuh Bukit di Kecamatan Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur yang hingga kini belum terpecahkan membuat geram Intrepid Mines Limited. Maka, perusahaan yang bermarkas di Australia ini siap membawa persoalan ini ke arbitrase internasional.

Tony Wenas, Executive General Manager Intrepid mengatakan, sejauh ini belum pernah sekali pun terjadi pertemuan antara Intrepid dengan pihak PT Indo Multi Niaga (IMN) selaku mitra yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP) Tujuh Bukit tersebut untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi secara kekeluargaan. "Kalau memang tidak terjadi negosiasi dengan IMN atau pemilik barunya, kami akan melanjutkan ke pengadilan arbitrase," kata Tony kepada KONTAN, Selasa (12/2).

Saat ini, kata Tony, Intrepid tengah melakukan berbagai persiapan mulai dari berkas pengaduan hingga penetapan pengacara untuk membawa kasus ini ke tahap lebih lanjut. Meski begitu, Tony belum mau menyatakan kapan laporan tersebut akan disampaikan ke badan arbitrase yang berkantor di Singapura.

Ia menyatakan, pihaknya optimistis akan dapat memenangkan gugatan sehingga akan dapat memperoleh kepemilikan saham sebesar 80% dalam pengelolaan tambang Tujuh Bukit. "Sesuai dengan perjanjian yang disepakati, akan selesaikan ke arbitrase, dan tentunya kami yakin bisa menang," ujar dia.

Seperti diketahui, pada 2007 silam Intrepid bekerja sama dengan IMN dalam proyek pengembangan Tujuh Bukit. Intrepid bersedia mengeluarkan investasi untuk kegiatan eksplorasi dengan perjanjian memperoleh kepemilikan saham IMN sebesar 80%.

Namun setelah proyek berjalan, IMN justru menjual 80% sahamnya ke empat investor lain, yakni PT Cinta Kasih Abadi, PT Selaras Karya Indonesia, Andreas Tjahjadi serta Rahmad Deswandy.

Malahan, kata Tony, sekarang ini IMN telah mengalihkan konsesi IUP kepada PT Bumi Sukses Indo (BSI). BSI merupakan anak usaha IMN yang didirikan khusus untuk menjalankan IUP milik sang induk di wilayah Tujuh Bukit. Tapi dalam perjalanannya, struktur kepemilikan BSI justru berubah, dan sekarang telah dikuasai oleh PT Merdeka Serasi Jaya (MSJ) sebesar 95% dan sisanya dipegang PT Alfa Sukses Indo.

Karena janji tidak sesuai dengan kenyataan, Intrepid telah melaporkan Andreas Reza Nazaruddin dan Maya Miranda Mayasari selaku pemilik IMN ke Bareskrim Polri. Tuduhannya, mereka diduga menggelapkan uang Intrepid sebesar AUD (dollar Australia) 102 juta yang digunakan untuk kegiatan eksplorasi sejak 2007 silam. "Penyidikan polisi masih berjalan, bagaimana hasilnya hingga kini saya belum tahu," ujar dia.

Silakan arbitrase

Sebelumnya, Stefanus Haryanto, Kuasa Hukum Andreas dan Maya menyatakan, memang sepatutnya Intrepid melaporkan sengketa pertambangan ke badan arbitrase dan bukannya ke pihak kepolisian. Menurutnya, dalam perjanjian yang telah dibuat menyebutkan, semua permasalahan hukum yang terjadi harus diselesaikan melalui badan arbitrase international.

Stefanus menambahkan, Intrepid telah melakukan kebohongan dengan pernyataan akan memperoleh kepemilikan saham IMN sebesar 80%. Padahal, dalam perjanjian itu tidak pernah disebutkan soal peralihan kepemilikan saham tersebut.

Tambang Tujuh Bukit di Tumpang Pitu mencakup wilayah seluas 11.621 hektare. Wilayah pertambangan ini disebut-sebut mempunyai deposit terbesar di dunia. Yakni, berupa endapan porphyry dengan jumlah cadangan ore sebesar 1,9 miliar ton, adapun kandungan tembaganya sebesar 0,45% dan kandungan emas 0,45 gram per ton.      

Boks

perusahaan tambang emas Intrepid Mines Limited sedang ketiban musibah. Nilai kapitalisasi pasar Intrepid dari yang semula mencapai AUD (dollar Australia) 1 miliar kini hanya mencapai AUD 120 juta.  

Menurunnya nilai kapitalisasi pasar Intrepid di bursa Australia dan Kanada lantaran proyek emas daerah konsesi Tujuh Bukit, Jawa Timur ditutup sepihak oleh PT Indo Multi Niaga (IMN) yang merupakan pemegang awal Izin Usaha Pertambangan di Tujuh Bukit.

Menurut Tony Wenas, Executive General Manager Intrepid-Indonesia, sejauh ini proyek terbesar perusahaan memang berada di Indonesia. Sehingga Intrepid memang sangat bergantung dengan proyek tersebut. "Harga saham kami juga turun lantaran proyek ini tidak kunjung jalan," kata dia.

Dia mengatakan, pihaknya yakin bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya. "Kalau sudah selesai kami siap investasi AUD 100 juta," kata dia.                     n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×