Sumber: Tribunnews.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) bertekad meningkatkan profesionalisme terutama dalam hal kompetensi, kualifikasi, dan pemanfaatan komponen lokal demi kontribusi nilai tambah yang lebih besar.
Tekad tersebut dipacu pula oleh optimisme investasi sektor usaha jasa pertambangan yang bakal menembus Rp10 sampai Rp 12 triliun tahun ini. Hal ini menandakan konsistensi sektor usaha jasa pertambangan dalam memberikan kontribusi dan nilai tambah bagi kemajuan ekonomi nasional.
“Kami akan membahas peningkatan profesionalisme itu dalam Musyawarah Nasional III pada 17 Juni nanti. Tentu saja hal ini akan berdampak besar pada peningkatan nilai tambah usaha jasa pertambangan dalam tahun ke depan,” ujar Ketua Umum ASPINDO Tjahyono Imawan dalam siaran persnya, Minggu (16/6/2013).
Tjahyono mengungkapkan, investasi sektor jasa usaha pertambangan terus meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat, pada 2011 sekitar Rp 12 triliun dibandingkan pada 2010 sekitar Rp 9,7 triliun. Hingga triwulan ketiga tahun lalu, investasi itu mencapai Rp 10 triliun.
Sementara itu, nilai pajak usaha jasa pertambangan pada 2011 tercatat Rp 2,1 triliun, dan tahun lalu lebih dari Rp 2,3 triliun. Di samping itu, nilai pembelanjaan nasional dan lokal usaha jasa pertambangan pada 2011 tercatat Rp9,8 triliun, dan naik menjadi lebih dari Rp14 triliun pada tahun lalu.
“Kami sudah memperkenalkan beberapa produk lokal komponen material tambang. Nilai tambah komponen lokal ini akan makin bertambah apabila perusahaan jasa usaha pertambangan mampu memproduksi sendiri komponen lokal dan membatasi belanja impor,” kata dia.
Hingga kini terdapat sekitar 938 perusahaan jasa usaha pertambangan. Dari jumlah tersebut, 131 perusahaan yang sudah bergabung di ASPINDO.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News