kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi Mesin TPT Bakal Capai Rp 1,8 T


Sabtu, 28 Desember 2013 / 07:18 WIB
Investasi Mesin TPT Bakal Capai Rp 1,8 T
ILUSTRASI. Dari windfall tingginya harga komoditas, negara bisa mengantongi pendapatan perpajakan sekitar Rp 327,9 triliun.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Meski berbagai kendala menghadang industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, dan penyamakan kulit, namun penanaman investasi di sektor ini tetap tumbuh. Bentuk investasi itu antara lain melalu pembelian mesin-mesin baru oleh para produsen TPT.

Menteri Perindustrian, MS Hidayat, menuturkan, salah satu pendorong investasi ini adalah program restrukturisasi mesin TPT yang mendorong produsen untuk mengganti mesin lama dengan mesin baru. "Bantuan potongan harga mesin yang diberikan mendorong investasi tambahan agar makin kompetitif," kata dia, belum lama ini.

Hingga November 2013, Kemenperin mencatat investasi pembelian mesin baru oleh pengusaha yang memanfaatkan dana restrukturisasi mesin TPT, alas kaki, dan penyamakan kulit mencapai

Rp 1,39 triliun. Investasi ini dilakukan oleh 145 perusahaan yang mengajukan restrukturisasi mesin. Dengan investasi itu, dana potongan harga untuk restrukturisasi mesin mencapai Rp 110,5 miliar.

Hingga akhir tahun ini, Hidayat memprediksi bakal ada tambahan 36 perusahaan lagi yang menerima dana restrukturisasi. Dana restrukturisasi oleh perusahaan-perusahaan ini diperkirakan mencapai
Rp 40,12 miliar. Artinya, total nilai investasi pembelian mesin baru hingga akhir tahun ini diprediksi bakal menembus Rp 1,8 triliun.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menilai fasilitas ini cukup membantu industri di dalam negeri. Pasalnya, "Insentif ini menjadi perangsang penggantian mesin lama oleh pengusaha dan bisa membantu meningkatkan efisiensi," katanya.

Dengan penggantian mesin oleh produsen tekstil, Ade berharap produktifitas industri bisa meningkat, sehingga daya saing industri juga ikut terdongkrak.

Untuk mendongkrak daya saing industri, ke depan Ade berharap pemerintah juga bisa memperbaiki regulasi lain yang masih menghambat, misalnya tentang restitusi perpajakan yang masih lambat sehingga mengganggu arus kas perusahaan. Jika ini dilakukan, Ade bilang pengusaha akan lebih mudah dalam menjalankan bisnisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×