kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi migas masih loyo di semester I


Sabtu, 07 Juli 2018 / 17:30 WIB
Investasi migas masih loyo di semester I


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) hingga semester I belum ada perbaikan. Hal ini terlihat dari realisasi investasi sektor hulu hingga akhir Juni lalu belum mencapai 50% dari target.

Menurut catatan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), realisasi investasi hulu baru mencapai US$ 3,9 miliar. "Baru sekitar 27% dari target sebesar US$ 14,2 miliar," tandas Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi dalam konferensi pers di Kantor SKK Migas, Jakarta (6/7).

SKK Migas pesimistis, investasi migas sampai akhir tahun 2018 ini bisa mencapai target US$ 14,2 miliar. Dalam kalkulasi SKK Migas, realisasi investasi tahun ini hanya sekitar 78% dari rencana awal yakni sekitar US$ 11,1 miliar.

Amien beralasan, investasi belum mencapai target bukan karena terjadi pembatalan rencana investasi , tapi lebih karena jadwal investasi yang berubah atau tidak sesuai dengan rencana awal.

Ia menyebut banyak proyek mengalami perubahan jadwal, sehingga tidak bisa dihitung sebagai realisasi proyek tahun 2018 ini.

Ia mencontohkan, ada kegiatan produksi di salah satu lapangan yang tertunda. "Final Investment Decision (FID)-nya mundur, lalu misalnya, FID sudah selesai, tapi proses pengadaan yang mundur, begitu juga pengadaan sudah jalan tapi realisasi kedatangan mundur," katanya.

Selain itu, SKK Migas menyebut ada beberapa kegiatan utama sektor hulu yang belum optimal sehingga berkontribusi dalam rendahnya investasi semester I-2018.

Meskipun realisasi investasi seret, Amien bersyukur, penerimaan negara tidak susut. Hingga semester I-2018, Penerimaan negara dari sektor hulu migas sudah mencapai US$ 8,5 miliar atau mendekati target sepanjang tahun sebesar US$ 11,9 miliar.

Ia menyebut salah satu pendorong penerimaan adalah karena harga minyak dunia yang naik. "Pencapaian penerimaan hingga semester satu mencapai 71% dari target pemerintah dan kami proyeksikan bisa mencapai 120% pada akhir tahun 2018, tandasnya.

Sementara itu, baik minyak maupun gas bumi, liftingnya sama-sama tak tercapai. Rinciannya, lifting minyak bumi sebesar 771.000 barel per hari (bph) atau hanya 96% dari target sebesar 800.000 bph. Sedangkan realisasi lifting gas bumi sebesar 1,152 juta boepd atau 96% dari target yang sebesar 1,2 juta boepd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×