Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Selain pasar dan harga yang tertekan, pandemi covid-19 juga membuat pengerjaan proyek pertambangan menjadi terhambat. Khususnya dalam hal proyek hilirisasi atau smelter. "Hampir semua proyek di tambang terhambat, termasuk smelter karena barang dan material terlambat masuk ke proyek. Konsultan dan tenaga kerja juga terhambat masuk karena covid-19," jelas Irwandy.
Merujuk pada pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, sebagai konsekuensi dari adanya proyek yang tertunda, investasi di lini pembangunan smelter pun bakal bergeser. Ada dua kemungkinan yang disimulasikan pemerintah.
Pertama, jika pandemi Covid-19 selesai pada pertengahan tahun ini, maka investasi pada proyek smelter diperkirakan hanya akan terealisasi di angka US$ 1,9 miliar atau sekitar 50% dari target.
Kedua, jika Covid-19 berlanjut hingga akhir tahun, maka rencana investasi smelter di tahun ini akan bergeser ke tahun 2021 mendatang.
Adapun, rencana investasi smelter di tahun ini sebenarnya mencapai US$ 3,76 miliar, jauh di atas realisasi investasi smelter tahun lalu yang berada di angka US$ 1,41 miliar.
Baca Juga: Harga komoditas tertekan, simak rekomendasi saham emiten batubara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News