kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.860   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.723   44,05   0,66%
  • KOMPAS100 968   3,45   0,36%
  • LQ45 754   3,69   0,49%
  • ISSI 213   0,95   0,45%
  • IDX30 391   1,55   0,40%
  • IDXHIDIV20 471   3,02   0,64%
  • IDX80 110   0,24   0,22%
  • IDXV30 115   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 128   0,78   0,61%

IRGMA Yakin Perpanjangan HGBT Akan Mengangkat Kinerja Industri Sarung Tangan Karet


Senin, 03 Maret 2025 / 10:07 WIB
IRGMA Yakin Perpanjangan HGBT Akan Mengangkat Kinerja Industri Sarung Tangan Karet
ILUSTRASI. Pemerintah memperpanjang program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) pada 2025 yang tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku industri sarung tangan karet nasional percaya diri bisa meningkatkan kinerjanya seiring perpanjangan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) pada 2025. Kepastian ini tercantum dalam Keputusan Menteri ESDM No. 76.K/MG.01/MEM.M/2025 yang berlaku surut sejak 1 Januari 2025.

Ketua Umum Indonesian Rubber Glove Manufacturers Association (IRGMA) Rudy Ramadhan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pemerintah, terutama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian ESDM yang telah berkomitmen melanjutkan kebijakan HGBT yang kembali menyasar untuk industri sarung tangan karet. 

Kebijakan ini menjadi pendorong dalam upaya meningkatkan daya saing industri sarung tangan karet nasional yang sedang berjuang untuk mendongkrak kembali kinerjanya. Sebelumnya, sektor ini sempat dilanda pelemahan akibat penurunan permintaan sarung tangan global dan fluktuasi harga komoditas karet.

IRGMA pun tidak keberatan dengan adanya kenaikan harga gas dalam HGBT dari US$ 6,5 per MMBTU menjadi US$ 7 per MMBTU. “Ini sudah cukup ideal, mengingat perkembangan harga gas global dan Asia yang cenderung naik,” kata dia, Minggu (2/3).

Baca Juga: Industri Gelas Kaca Harap Kebijakan HGBT Terbaru Diterapkan Secara Penuh

Pelaku usaha sarung tangan karet tentu berharap HGBT bisa diterapkan secara penuh. Saat ini, para produsen sarung tangan karet di Jawa Barat masih dikenakan pembatasan pemakaian volume kontrak sebesar 54% dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Jika sudah melebihi kuota, maka pelaku usaha dikenakan tarif gas regasifikasi US$ 16,77 per MMBTU.

“Untuk wilayah Sumatra Utara yang pasokan gasnya dari LNG praktis cukup berat dengan adanya pembatasan kuota 7% dari volume kontrak dan harga LNG sebesar US$ 18,33 per MMBTU,” ungkap Rudy.

Secara umum, industri sarung tangan karet identik dengan industri kesehatan. Maka itu, IRGMA yakin insentif berupa HGBT dapat mengangkat kinerja industri sarung tangan karet nasional.

Hal ini didukung oleh pertumbuhan populasi penduduk dunia sebesar 20% dan ekspor sarung tangan karet yang meningkat dari 34 juta kilogram (kg) pada 2023 menjadi 44,5 juta kg pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×