kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Istana enggan tanggapi wacana pembubaran Petral


Senin, 01 September 2014 / 19:11 WIB
Istana enggan tanggapi wacana pembubaran Petral
Katalog promo JSM Alfamart terbaru 17-22 Maret 2023, belanja dengan harga spesial selama 6 hari menuju bulan Ramadhan.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Wacana pembubaran anak perusahaan Pertamina yaitu Pertamina Energy Trading Limited (Petral) terus bergulir karena dinilai rawan korupsi pengadaan BBM impor yang dilakukan Pertamina.

Menanggapi wacana tersebut, Staff Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah mengatakan, Istana belum bisa berkomentar terkait pembubaran Petral tersebut. "Saya belum bisa komentar, mungkin Menteri ESDM," ujar Firmanzah, Senin (1/9).

Meski begitu, Firmanzah hanya menyakini bahwa wacana pembubaran Petral pasti sudah dibicarakan oleh Menteri ESDM Jero Wacik dan Direktur Pertamina Karen Agustiawan bersama DPR. Menurut dia rapat tersebut pastinya bersifat terbuka dan masyarakat bisa mengetahui pembicaraan wacana tersebut.

Pengamat Ekonomi Politik Ichsanuddin Noorsy menyetujui wacana pembubaran Petral. Dia pun percaya ada pihak-pihak di Petral yang menikmati keuntungan pengadaan impor bahan bakar minyak (BBM) oleh Pertamina. 

"Kasus hari ini perubahan 46 juta kiloliter dan pemerintah menjamin tentang kekurangannya, itu memberi dampak Anda kalau pergi ke pasar internasional, harga di pasar internasional itu sangat fluktuatif, artinya ada orang yang menikmati pengadaan (impor BBM) ini. Itu yang tidak terungkap tadi (dalam diskusi)," ujar Ichsanddin Noorsy di Jakarta, Sabtu (30/8). 

Dia menjelaskan, pembubaran Petral merupakan sebuah keharusan karena rawan penyelewengan impor BBM seperti yang terjadi sampai hari ini. (Yoga Sukmana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×