Reporter: Fahriyadi | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Isu dan wacana yang menyebutkan pemerintah bakal menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tahun ini terus merebak. Meski belum terealisasi, tapi isu yang bergulir ini sudah cukup membuat pengusaha angkutan umum mengeluh karena harga onderdil atau sparepart sudah mulai naik.
"Pembicaraan (harga BBM naik) seperti ini akhirnya berdampak pada harga sparepart yang naik. Nantinya kalaupun harga BBM batal naik, harga sparepart yang sudah naik ini tidak akan turun lagi," ujar Ketua Umum DPP Organda , Eka Sari Soerbakti, Sabtu (19/4).
Menurutnya gosip setiap kali harga BBM naik akan selalu mendongkrak harga sparepart. Situasi semakin pelik ketika pemerintah tak berani menaikkan harga BBM dan pengusaha angkutan harus menanggung beban kenaikan sparepart.
Belum selesai sampai disitu, pengusaha bakal dikomplain karena fasilitas dan pelayanan angkutan umum tidak prima. Ia pun mengakui pelayanan angkutan tidak akan pernah baik selama tidak ada keberpihakan pemerintah kepada angkutan umum, contohnya adalah insentif kepada masyarakat untuk membeli kendaraan pribadi.
Lantas, ia pun meminta pemerintah agar tidak mempublikasikan rencana menaikkan harga BBM jika rencana itu belum matang dan masih sebatas gosip agar tak menyusahkan pengusaha.
Untuk itu, Eka pun menyatakan Presiden yang baru nantinya bukan hanya sekedar mau tahu soal permasalahan ini, melainkan figur yang sudah membuktikan bahwa yang dia bicarakan saat kampanye bisa dilaksanakan secara konkrit.
Lebih jauh, Eka juga mengatakan Organda sudah mengingatkan pemerintah bahwa anggaran subsidi BBM pasti jebol selama tidak dibangun angkutan umum, karena semua orang pakai angkutan pribadi dan publik sudah nyaman dengan kenyataan ini sehingga sulit untuk beralih ke angkutan umum.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News