Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk berambisi mengantongi penghasilan dari bisnis listrik sebesar 15%-30% dari total pendapatan. Itu adalah target mereka dalam tiga tahun ke depan.
Untuk mewujudkan target itu, Indo Tambangraya membidik proyek setrum skala besar. Salah satunya pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 5 berkapasitas 2 x 1.000 megawatt (MW). Mereka melaju melalui anak perusahaan bernama PT ITM Banpu Power yang baru berdiri sejak Oktober tahun lalu.
Meski ngebet dengan proyek besar, Indo Tambangraya tak mau melewatkan proyek listrik energi baru dan terbarukan (EBT). "Ada beberapa peluang di energi terbarukan seperti surya, air dan angin yang mungkin akan kami bidik," ujar Yulius Gozali, Direktur Keuangan sekaligus Investor Relations PT Indo Tambangraya Megah Tbk kepada KONTAN, Senin (6/3).
Proyek setrum merupakan bagian dari rencana Indo Tambangraya melakukan diversifikasi bisnis. Maklum, sejauh ini mereka hanya mengantongi pendapatan dari bisnis pertambangan batubara.
Adapun dalam bisnis batubara, Indo Tambangraya memiliki cadangan 211 juta ton batubara. Perusahaan berkode saham ITMG di Bursa Efek Indonesia itu ingin meningkatkan cadang batubara menjadi 250 juta ton. Caranya dengan mengakuisisi sumber tambang batubara anyar.
Selain meningkatkan cadangan batubara, Indo Tambangraya juga berkepentingan mencari pengganti tambang Jorong di Kalimantan Selatan yang tahun ini berakhir masa konsesinya. Nasib tambang Jorong tersebut menyusul nasib tambang Tandung Mayang di Kalimantan Timur yang sudah lebih dahulu berhenti operasi.
Ada sejumlah lokasi tambang pengganti yang Indo Tambangraya bidik. "Tetapi terlalu dini untuk membicarakan rinciannya saat ini," kilah Yulius.
Tahun lalu, Indo Tambangraya memproduksi 25,6 juta ton batubara dan menjual 26,7 juta ton batubara. Tujuan penjualan mereka ke China, Jepang, India, Eropa, Asia Timur, Pasifik, Asia Tenggara dan pasar domestik. Sementara target produksi tahun ini 26,2 juta ton batubara dengan plus atau minus 300.000 ton batubara.
Indo Tambangraya yakin rata-rata harga batubara tahun ini lebih baik ketimbang tahun lalu. Makanya, mereka berani menargetkan pertumbuhan pendapatan 30%. Menurut catatan internal Indo Tambangraya, rata-rata harga batubara pada kuartal III 2016 yakni US$ 49,9 per ton. Harga naik menjadi US$ 59,8 per ton pada kuartal IV-2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News