Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sandy Baskoro
JAKARTA. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk siap memperluas lahan industri pada tahun ini. Jababeka mengincar lahan di wilayah Cikarang. Untuk
memuluskan rencana tersebut, emiten berkode saham KIJA ini mengalokasikan dana Rp 400 miliar hingga Rp 500 miliar.
Jababeka perlu mengembangkan kawasan industri lantaran permintaan atas lahan tersebut terus meningkat setiap tahun.
Selama tahun lalu, Jababeka berhasil menjual lahan industri seluas 50 hektare. Harga jual lahan industri juga terus bertumbuh. Sepanjang tahun 2012, KIJA menjual lahan industri berkisar Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta per meter persegi (m2). Harga jual tersebut menanjak 50% hingga 67%
dibandingkan dengan harga jual selama tahun 2011 di kisaran Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per m2.
Manajemen Jababeka memprediksi harga jual lahan mereka di tahun ini meningkat 25%-33% menjadi Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per m2. "Sampai saat ini, permintaan atas lahan industri masih tinggi. Akan tetapi, ketersediaan lahan yang siap dipakai masih terbatas," ungkap Muljadi Suganda, Corporate Secretary Jababeka.
Manajemen Jababeka menargetkan penjualan lahan industri pada tahun ini sama seperti penjualan di tahun lalu, yakni seluas 50 ha. Hingga kini, cadangan lahan atau land bank KIJA di Cikarang mencapai 1.175 ha. Kemudian land bank di Cilegon seluas 500 ha. Sedangkan land bank KIJA di Tanjung Lesung mencapai 1.500 ha. Dus, total land bank KIJA seluas 1.375 ha.
Tahun ini, Jababeka menargetkan total marketing sales mencapai Rp 1,2 triliun. Jumlah ini naik tipis 3% dibandingkan marketing sales sepanjang tahun lalu yang senilai Rp 1,16 triliun.
Pada tahun lalu, menurut Muljadi, penjualan kaveling sedang booming sehingga turut mendongkrak marketing sales Jababeka. Selain menjual lahan industri, Jababeka mengembangkan sejumlah produk properti seperti residensial antara lain Simprug Garden, Tropikana Garden, Dharmawangsa Residence dan area komersial seperti Menara Batavia, Kota Jababeka dan Sentra Niaga Square.
Jababeka juga menggenjot pendapatan berkelanjutan atau recurring income. Di tahun ini KIJA membidik recurring income senilai Rp 1,3 triliun, melonjak 341% dibandingkan pencapaian tahun lalu senilai Rp 295 miliar.
Lonjakan proyeksi recurring income Jababeka pada tahun ini ditopang proyek pembangkit listrik, yakni Bekasi Power yang mulai beroperasi pada Januari 2013. Dari proyek Bekasi Power, KIJA menargetkan pendapatan senilai US$ 100 juta.
Bekasi Power berkapasitas terpasang mencapai 130 megawatt. KIJA menjual listrik tersebut kepada PT PLN, juga menyuplai kawasan industri Jababeka Cikarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News