Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Jababeka Tbk (KIJA) bakal merampungkan proyek Bekasi Power yang tersendat. Proyek independent power producers itu bisa mulai menyumbang pendapatan perusahaan tahun ini.
Bekasi Power berpotensi menyumbang pendapatan dari penjualan listrik dengan tarif premium. Diperkirakan Bekasi Power dapat menyumbang ke kas perusahaan sebesar US$ 85 juta per tahun.
Sekadar catatan, proyek Bekasi Power mundur dari target semula akibat pendanaan yang tersendat. Awalnya Bekasi Power ditargetkan beroperasi awal 2012. Namun muncul kendala lantaran salah satu bank mengundurkan diri.
"Sejak April 2012 pembangunan Bekasi Power sudah 98%," terang Muljadi Suganda, Corporate Secretary KIJA, Rabu (9/5). Proyek ini diprediksi selesai pada pertengahan 2012 dan sudah bisa testing and commissioning pada Juni 2012.
Tahun ini, KIJA menargetkan pendapatan bersih sebesar Rp 2 triliun atau tumbuh 74,21% dari periode yang sama tahun lalu. Perusahaan akan mengandalkan penjualan lahan yang menyumbang 69% dari total pendapatan perseroan. "Kami akan genjot penjualan lahan industri," ujar Wakil Direktur Utama KIJA, Budianto Liman.
Penjualan lahan industri dan perumahan memang masih jadi tulang punggung pendapatan KIJA. Hingga kuartal I ini, perusahaan sudah menjual 19 hektare (ha) lahan real estate senilai Rp 329 miliar.
Di tahun ini, KIJA menargetkan penjualan lahan industri dan perumahan seluas 100 ha dengan harga jual Rp 1,2 juta-Rp 1,5 juta per meter persegi. Akhir tahun lalu, perusahaan berhasil menjual 93 ha.
Untuk menambah cadangan lahan, perseroan menganggarkan belanja modal (capex) sebesar Rp 512 miliar. Dana tersebut seluruhnya dari kas internal perusahaan. "Lokasinya masih di kawasan Cikarang," kata Muljadi.
Saat ini KIJA memiliki land bank seluas 1.000 ha di Cikarang dan 800 ha di Cilegon. Perusahaan juga masih memiliki 1.500 ha lahan di kawasan Tanjung Lesung, Banten, untuk segera digarap.
Pada Oktober 2011, KIJA telah mengakuisisi saham PT Banten West Java Tourism Development (BWJ) dan PT Tanjung Lesung Leisure Industry (TLLI). "Tanjung Lesung akan menjadi kawasan pariwisata seperti Bali," terang Budianto. Langkah ini merupakan strategi perusahaan untuk mendiversifikasikan bisnisnya.
Untuk menarik minat investor, di tahap awal KIJA akan membangun lapangan golf di kawasan tersebut. "Bersama pemerintah, kami juga sedang merencanakan membangun tol dan airport," jelas Budianto.
Sampai dengan kuartal I 2012, kinerja perusahaan cukup kinclong. Laba bersih KIJA mencapai Rp 53 miliar atau tumbuh 112% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Muljadi menerangkan, pendorongnya adalah kenaikan pendapatan yang sebagian besar dari penjualan lahan industri. Sementara, pendapatan bersih di kuartal pertama 2012 sebesar Rp 252 miliar, naik 34% dari setahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News