kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jagung terganggu cuaca dan hama


Rabu, 21 September 2011 / 08:20 WIB
Jagung terganggu cuaca dan hama
ILUSTRASI. Kapal korvet Steregushchiy dari Armada Baltik Rusia (depan).


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Target produksi jagung tahun ini sebesar 22 juta ton berpotensi gagal tercapai. Soalnya, petani jagung teradang banyak kendala, mulai gangguan cuaca dan serangan hama. Bahkan, serangan hama tahun ini lebih ganas dari tahun 2010, sehingga produksi jagung hanya akan mencapai 17,39 juta ton.

Anton Supit, Ketua Umum Dewan Jagung Nasional, bilang, masalah cuaca memang menjadi kendala di semua pertanian jagung baik lokal maupun internasional. Produksi jagung di Amerika Serikat (AS) terganggu sehingga harga jagung di bursa Chicago Board of Trade sempat menembus angka tertinggi tahun ini sebesar US$ 77,75 per gantang pada 30 Agustus lalu.

Meski kini berangsur-angsur turun, harga jagung internasional masih bertahan tinggi di US$ 7,03 per gantang pada perdagangan Selasa (20/9). "Masalah di Indonesia lebih kompleks lagi, karena faktor penyuluhan yang kurang," kata Anton, kemarin.

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat, serangan penyakit dan hama sepanjang Januari - Juli 2011 menjangkiti 20.994 hektare (ha) lahan jagung, naik 156% dari periode sama tahun 2010 hanya 8.192 ha. Jenis hama yang paling banyak menyerang adalah bulai dan tikus yang naik di atas 200% karena musim hujan yang berkepanjangan di awal tahun.

Areal serangan bulai meningkat 265% dari 1.381 ha menjadi 5.041 ha dan serangan tikus naik 268,46% dari 1.611 ha menjadi 5.936 ha. Puso juga menyerang 136 Ha. Padahal, tahun 2010, luas puso hanya mencapai 12 ha.

Terkerek harga naik

Untung saja, meski panen tidak berlangsung optimal, petani tetap tertolong penguatan harga jagung. Maxdeyul Soya, Sekretaris Dewan Jagung Nasional, menambahkan, rata-rata harga jagung berkadar air 14% di tingkat pabrik pakan mencapai Rp 3.400 - Rp 3.500 per kg. "Tahun lalu, harganya di bawah Rp 3.000 per kg," ujar Max, panggilan akrabnya.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat pada September ini, rata-rata harga jagung di pasar spot Lampung Rp 1.876,91 per kg dari harga rata-rata di awal 2011 sebesar Rp 1755,9 per kg. Sementara, harga jagung pipilan kering di tingkat pengecer di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rp 4.000 per kg dan di Bengkulu Rp 5.000 per kg. Data Bappebti menyatakan, harga bertahan tinggi karena hasil panen yang tidak maksimal.

Max bilang, harga jagung bakal meningkat dalam periode mendatang. Namun, peningkatan tersebut masih dalam kondisi terjaga. "Artinya tidak akan ada lonjakan, tapi naiknya secara bertahap," ungkap Max.

Peningkatan itu juga karena permintaan industri pakan yang semakin besar. Apalagi, jika perekonomian dunia pulih, permintaan daging sapi dan ayam pun naik, sehingga kebutuhan pakan ternak pun meningkat.

Meskipun naik, Max menghitung, harga jagung di tingkat pabrik pakan tidak menembus Rp 4.000 per kg. Dengan demikian, hal itu belum mengganggu pasokan ke industri pakan ternak. "Sebab, kalau menembus Rp 4.000, pamor jagung bakal kalah dengan beras," jelas Max.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×