kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jakarta Setiabudi (JSPT) optimistis kenaikan revenue tembus 10% akhir 2019


Kamis, 28 November 2019 / 17:28 WIB
Jakarta Setiabudi (JSPT) optimistis kenaikan revenue tembus 10% akhir 2019
Paparan Publik PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk 2019 (28/11).


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) menargetkan pertumbuhan pendapatan bisa mencapai lebih dari 10% sampai tutup tahun 2019.

Lim Merry Direktur Keuangan JSPT menjelaskan performa tersebut bisa disokong dari pendapatan reccuring income hotel yang dikelolanya.

Baca Juga: Kembangkan hotel dan wisata, Jakarta Setiabudi (JSPT) siapkan Rp1 triliun untuk 2020

Berdasarkan pemaparan publik yang digelar JSPT di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, saat ini emiten properti tersebut mengoperasikan total 2.539 kamar hotel yang tersebar di Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan Semarang.

"Reccuring income dari sektor hotel kami cukup stabil. Sektor ini pula yang menjadi kontributor dominan pendapatan perusahaan sebesar 76%. Sisanya, pendapatan diterima dari office, ritel dan terakhir residensial. Namun detailnya lupa," jelas Merry di Jakarta, Kamis (28/11).

Menilik laporan keuangan perseroan periode kuartal III 2019, pendapatan dan laba bersih JSPT terkikis masing-masing sebesar 15% dan 70% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Kinerja Puradelta (DMAS) Meningkat, Simak Rekomendasi Sahamnya

Pendapatan perusahaan berada di angka Rp 940,6 miliar dari Rp 1,10 triliun. Sedangkan laba bersih menyusut menjadi Rp 65,0 miliar dari Rp218,8 miliar pada kuartal III 2018.

Menanggapi hal tersebut, Merry menjelaskan jika penurunan perolehan kinerja disebabkan oleh block sales atau penjualan dalam jumlah besar.

"Penjualan besar ini terjadi di sektor residensial sebesar Rp 278 miliar. Jika block sales dihilangkan, maka pendapatan yang seharusnya didapatkan adalah Rp940,6 miliar dari Rp 831,6 miliar pada kuartal III 2018. Ada peningkatan 13%. Namun memang, laba bersih masih menurun 18% di angka Rp 65,0 miliar dari Rp 78,8 miliar. Ini disebabkan oleh selesainya renovasi dan rebranding Hyatt Regency Bali sejak Desember 2018, depresiasi terjadi cukup dalam," jelas Merry.

Lebih lanjut, JSPT mengelola total kamar hotel di Jakarta sebanyak 833 kamar terdiri dari Ibis Budget Jakarta Cikini dan Menteng, Mercure Convention Center, dan POP Hotel Kemang.

Di Bali, JSPT menaungi 1.200 kamar melalui hotel Mercure Resort Sanur, Grand Hyatt Bali, dan Hyatt Regency Bali. Sementara di Yogyakarta, pihaknya mengelola 372 kamar melalui hotel POP Malioboro Yogyakarta dan Hyatt Regency Yogyakarta. Di Semarang, JSPT menaungi 134 kamar melalui POP hotel Pemuda Semarang.

Sementara di sektor perkantoran, yang menjadi kontributor pendapatan terbesar kedua, JSPT menggenggam aset yang terdiri dari Setiabudi Atrium seluas 0,8 hektar yang telah menggandeng pelanggan Shimizu, Toshiba, dan Bank BNI.

Baca Juga: Ahmad Baiquni tetap Dirut BNI, Ario Bimo jadi Direktur Keuangan

Lalu Setiabudi 2 Kuningan, yang telah dipakai GoWork dan Bank Mandiri. Sementara Menara Cakrawala dengan luas 0,5 hektar telah dipakai oleh Pertamina, JAC Indonesia.

Untuk ritel, JSPT memiliki tiga titik di Jakarta, yakni Setiabudi One, Plaza Menteng, dan Cikini Ritel. Sementara di Bali, ritel JSPT berjalan di Bali Collection. Adapun pelanggan yang telah digandeng terdiri dari Liberica, FoodHal, Cinema XXI, Starbucks, hingga Tokyo Belly.

"Untuk segmen residensial, pengembangannya masih akan kami kaji lebih lanjut mengingat saat ini trennya masih stagnan bahkan cenderung lemah," ujar Merry.

Baca Juga: Berkat Insentif Pajak, Pengembang Makin Bernyali Memasarkan Properti Mewah

Segmen residensial JSPT saat ini terdiri dari Puri Botanical seluas 135 hektar dan Apartemen SkyGarden Setiabudi seluas 1,5 hektar dengan 586 unit di Jakarta. Titik lainnya berada di Yogyakarta dalam Hyarta EcoVillage yang menempati 4,3 hektar lahan dengan 108 town house.

Jumlah aset meningkat 0,04% menjadi Rp 5,27 triliun dari Rp 5,04 triliun akhir 2018 lalu. Liabilitas melonjak 11% dibanding akhir 2018 menjadi Rp 2,01 triliun dari Rp 1,81 triliun. Sementara ekuitas bergerak 0,92% dari Rp 3,23 triliun menjadi Rp 3,26 triliun.

Adapun landbank yang dimiliki JSPT saat ini berada di angka 823,7 hektar dengan perolehan lahan terluas di daerah Deli Serdang, Medan, seluas 667,0 hektar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×