Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Penguasaan PT Jasa Marga Tbk pada bisnis jalan bebas hambatan berbayar (jalan tol) semakin panjang. Perusahaan pelat merah tersebut memenangkan tender tol Jakarta-Cikampek II (elevated) sepanjang 36,84 kilometer (km) bersama mitra bisnisnya, yakni PT Ranggi Sugiron Perkasa.
Jalan tol Jakarta-Cikampek II merupakan proyek inisiatif Jasa Marga. Perseroan ini beralasan ingin memenuhi kebutuhan lalu lintas di koridor jalan tol jakarta-Cikampek, yang saat ini sudah melebihi kapasitas.
"Volume lalu lintas telah melebihi kapasitas ruas jalan denga V/C ratio tertinggi 1,51," terang Dwimawan Heru, Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk kepada KONTAN, Jumat (21/10).
Asal tahu, V/C ratio adalah nisbah volume terhadap kapasitas. Rasio tersebut merupakan perbandingan antara volume lalu lintas dengan kapasitas jalan. Jasa Marga mengempit 80% saham dalam konsorsium yang mereka bikin bersama dengan Ranggi Sugiron.
Sementara Ranggi Sugiron yang merupakan perusahaan manufaktur pembuat besi dan baja, mengempit 20% saham sisanya. Nilai proyek jalan tol Jakarta-Cikampek II sekitar Rp 16 triliun.
Jalan tol berbentuk elevated alias melayang tersebut akan membentang dari Cikunir hingga Karawang. Target operasional pada tahun 2019. Sementara masa konsesi proyek tol tersebut mencapai hingga 40 tahun.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Herry Trisaputra menyatakan, konsorsium Jasa Marga dan Ranggi Sugiron terpilih sebagai pemenang proyek tersebut karena mereka juga berkomitmen membangun proyek jalan tol Terbangi Besar- Kayu Agung sepanjang 12 km.
Terbangi Besar-Kayu Agung merupakan bagian dari proyek jalan tol ruas Trans Sumatera. Pertimbangan lain, tawaran konsorsium Jasa Marga dan Ranggi Sugiron paling menarik.
"Konsorsium Jasa Marga terpilih jadi pemenang karena nilai penawaran mereka lebih tinggi," ujar Herry.
Pasca mendapatkan proyek tol Jakarta-Cikampek II, Jasa Marga total menguasai 18 ruas proyek tol. Sementara akumulasi panjang ke-18 ruas tol itu sekitar 1.259 km.
Mengintip laporan keuangan semester I-2016, Jasa Marga memiliki 21 entitas anak yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung. Sebanyak 17 entitas perusahaan di antaranya bergerak pada bisnis penyelenggaraan ruas jalan tol.
Namun baru enam proyek tol yang telah beroperasi secara komersial. Keenam tol Jasa Marga yang sudah beroperasi komersial adalah ruas jalan tol Bogor Outer Ring Road, tol Semarang-Solo, tol Surabaya-Mojokerto dan tol Lingkarluar Jakarta Seksi W2 Utara.
Dua tol lain adalah Gempol-Pandaan dan Nusa Dua-Tanjung Benoa.
Mencari pendanaan
Jasa Marga sadar, pembangunan aneka proyek jalan tol membutuhkan dana besar. Tahun ini saja, perseroan memperkirakan akan menghabiskan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 28 triliun.
Maka, Jasa Marga juga sibuk mencari pendanaan. Salah satu caranya adalah menerbitkan 396,82 juta - 482,61 juta saham baru lewat skema rights issue. Dengan patokan harga Rp 3.700-Rp 4.500 per saham, Jasa Marga berharap meraup dana Rp 1,78 triliun.
Aksi korporasi itu sejalan dengan rencana penyertaan modal negara (PMN) Rp 1,25 triliun dalam anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (APBNP) 2016. Lantas tahun depan, Jasa Marga berniat menerbitkan obligasi senilai Rp 8 triliun.
Obligasi tersebut bagian rencana penawaran umum berkelanjutan (PUB) obligasi Jasa Marga dengan total Rp 19 triliun hingga tahun 2019. Tahun ini, Jasa Marga menargetkan pendapatan non konstruksi sekitar Rp 8,66 triliun, atau naik 13,49% ketimbang pencapaian tahun lalu Rp 7,63 triliun.
Sementara target volume trafik kendaraan tahun ini 1,41 miliar, atau tumbuh 2,25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News