Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam upaya mendukung pemerintah dalam mewujudkan swasembada daging, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) melalui anak perusahaannya, PT Santosa Agrindo (Santori) untuk pertama kalinya di Indonesia, mengembangbiakan sapi asal Amerika – Brazil yaitu jenis F1 Nelore.
Pada tahap awal Santori telah mengimpor 5000 pcs semen Nelore yang telah dikawin-silangkan dengan sapi ex-impor jenis Brahman Cross di tahun 2017 lalu membuahkan hasil yang menggembirakan.
Baca Juga: Ini rencana Santosa Agrindo untuk meningkatkan kualitas sapi
Seperti yang sudah kita ketahui, masalah pangan merupakan prioritas utama pemerintah, di mana sudah cukup lama pemerintah berupaya untuk menyasar swasembada daging nasional melalui berbagai pembenahan dari hulu ke hilir salah satunya dengan cara peningkatan produksi yang dijabarkan dengan cara penambahan jumlah populasi bibit indukan yang unggul.
Safuan Kasno, Head of Cattle Fattening PT Santosa Agrindo menyatakan, pihaknya terus melakukan research dan pengembangan bagaimana memajukan industri pembibitan sapi indukan untuk menghasilkan jenis sapi yang produktif dan baik.
“Tentunya dapat mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada daging nasional, melalui sapi F1 Nelore ini kami optimistis, jika peternak lokal berperan aktif dan mau mengembangbiakan F1 Nelore ini maka swasembada sapi bukan lagi hal yang mustahil untuk dicapai,” katanya melalui siaran pers, Sabtu (19/10).
Baca Juga: Merambah pasar Aceh, Japfa (JPFA) resmikan pabrik penetasan telur
Tak hanya mampu bertahan pada iklim Indonesia yang tropis, sapi F1 Nelore ini memiliki banyak keunggulan lainnya, sapi ini terbukti memiliki rasio keberhasilan reproduksi yang tinggi, memiliki naluri keibuan yang baik dalam merawat anak anaknya, dan tentunya jenis sapi baru ini lebih tahan terhadap penyakit dan parasite, dibandingkan dengan sapi-sapi yang biasa dikembangbiakan di Indonesia, F1 Nelore memiliki rangka tulang 35% lebih besar, hal ini membuat sapi ini memiliki bobot daging yang lebih banyak.
“Saya sudah turut mengembangbiakan F1 Nelore di peretenakan saya, saya melihat ADG atau Average Daily Gain yang signifikan meningkat, pada sapi jenis umum yang biasa diternakkan sebelumnya hanya mampu mencapai 0,6 kg, sementara pada sapi F1 Nelore ini mampu mencapai ADG 1,3 kg, artinya hal ini sangat baik dan menguntungkan bagi peternak, F1 Nelore yang kami ternak mampu mencapai berat 600 kg dalam waktu 18 bulan, tentunya ini menjadi keuntungan yang baik secara bisnis,” ujar Miselan, Mitra Peternak F1 Nelore binaan Santori.
Baca Juga: Saham JPFA diperdagangkan senilai Rp 5 miliar, harga saham bertahan di Rp 1.505
Dengan masuknya bibit baru F1 Nelore ini di Indonesia, JAPFA juga mengajak mitra peternaknya untuk turut berperan aktif mendukung pemerintah dalam mewujudkan swasembada daging nasional dengan cara mengembangbiakan jenis sapi unggul F1 Nelore ini, terutama di wilayah Jawa Timur yang merupakan salah satu lumbung sapi lokal (Peranakan Ongole/PO) di Indonesia.
Diharapkan pengembangbiakan sapi F1 Nelore di Jawa Timur dapat mendorong masyarakat untuk lebih mengenal jenis sapi ini yang merupakan cikal bakal sapi PO. Untuk membuktikan komitmen tersebut, Santori akan kembali mengimpor 10.000 semen Nelore pada bulan Desember ini.
Baca Juga: Harga ayam broiler kembali turun, saham CPIN dan JPFA merosot
“Mewujudkan kemandirian pangan tidak hanya menjadi tugas pemerintah semata, namun sudah seyogyanya pihak swasta turut aktif terlibat. Kami berharap makin banyak mitra peternak yang ikut berperan untuk ikut mengembangbiakan bibit sapi unggulan F1 Nelore ini dapat membantu mendongkrak jumlah produksi sapi nasional untuk menjamin pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat,” tutup Safuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News