Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Imanuel Alexander
Jakarta. Trust me, it works! Demikian ujar seorang pria sambil memamerkan tubuh bagian atas demi memperlihatkan tonjolan otot atletis dan perut six packs. Anda pasti sudah familier mendengar kalimat tersebut, kan? Kalimat ini menjadi bagian dari iklan L-Men, produk susu khusus pria. Setiap tahun Nutrifood, sang produsen susu tersebut, juga rutin menggelar kontes adu pria berperut kotak-kotak paling oke.
Kontes adu keindahan otot tersebut seolah ingin “memberi contoh” tubuh yang bagus adalah yang sehat sekaligus seksi. Pesan seperti itu sebenarnya jamak disampaikan para produsen produk diet. Tentu, dengan berbagai bentuk promosi yang tak kalah gencar.
Namun ada fenomena menarik soal promosi ini. Kalau Anda kebetulan pernah didekati sales produk diet di pusat perbelanjaan, kalimat promosi yang mungkin sekali terdengar kira-kira begini: “Dijamin aman, kok, karena ini produk alami dari bahan herbal dan organik.”
Selain janji efektivitas kerja produk dan kecepatan hasil yang bisa dirasakan atau janji-janji lain, embel-embel herbal atau organik sepertinya menjadi jargon pilihan bersama para produsen produk diet. Direktur Utama Tirta Ayu Spa Lenywati mengatakan minat orang untuk kembali menggunakan bahanbahan alam alias back to nature menaikkan minat terhadap produk herbal. “Konsumen lebih tertarik label herbal karena mereka sadar bahan kimia tak baik bagi tubuh,” beber Lenywati.
Direktur Pemasaran PT Martina Berto Tbk, Samuel E. Pranata, pun menimpali bahwa pasar herbal di Tanah Air masih terbuka lebar. Bagi produsen, potensi pasar yang terbuka lebar ini juga didukung bahan baku herbal yang berlimpah.
Demi menghindari tuduhan asal klaim tanpa menggunakan bahan kimia, Mustika Ratu, perusahaan milik BRA Moeryati Soedibyo, misalnya, mengaku produk herbal mereka sudah melalui uji klinis di Tokyo Medical University, Jepang. Berbekal label herbal, Chief Executive Offi cer (CEO) PT Mustika Ratu Tbk, Putri K. Wardani, menyebut produknya aman dikonsumsi untuk masa yang lama.
Nah, di pasaran, jenis produk herbal diet lumayan beragam. Ada yang masuk kategori jamu, obat, hingga suplemen pengganti makanan konvensional. Cara kerja yang ditawarkan juga beragam, mulai dari mempercepat metabolisme tubuh , mengurangi nafsu makan, hingga bersifat mengenyangkan.
Masing-masing produk dikonsumsi dengan cara beragam, ada yang diminum sebelum makan misalnya. Untuk produk suplemen, malah ada yang dikonsumsi untuk menggantikan makanan konvensional.
Tak ayal produk diet hadir dalam ribuan merek di pasaran. Meski produk ber jubel , para pelaku industri optimistis ceruk bisnis ini masih sangat sehat dan seksi. Sebab, “Pangsa pasar produk ini sangat luas dari remaja hingga paruh baya, baik laki-laki maupun perempuan,” beber Putri.
Sedikit berbeda, Susana, Kepala Divisi Marketing Nutrifood, berkeyakinan perempuan masih menjadi pasar paling berpotensi. “Perempuan lebih mudah mengalami kenaikan berat badan, lebih peduli kesehatan, dan lebih peduli penampilan,” alasan Susana. Karena itulah perusahaannya melansir WRP, produk untuk menurunkan berat badan khusus perempuan.
Harga tak murah
Lebih dari itu, ceruk pasar produk diet yang sehat nan seksi didukung pertumbuhan kelas ekonomi menengah yang makin tinggi. Sebab, harga jual produk diet termurah pun tak bisa dibilang ramah di kantong.
Produk besutan Mustika Ratu, misalnya, dijual dengan harga Rp 30.000–Rp 50.000 per buah. Mustika Ratu melaju melalui produk Slimming Tea, Slimming Kaplet, Susut Perut Kaplet, dan Slimming Gel.
Khusus untuk Slimming Tea saja, Putri bilang produk ini memberikan kontribusi sebesar 7% dari total penjualan Mustika Ratu. Perusahaan ini memasang target pertumbuhan penjualan total produk diet meningkat 10% dari tahun ini.
Mungkin perlu Anda ketahui, total penjualan Mustika Ratu, perusahaan yang juga tercatat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini, per semester I 2013 adalah Rp 197,66 miliar. Jadi, bisa kita raba bahwa penjualan dari produk diet memang bisa dibilang cukup besar.
Sementara Nutrifood membanderol harga jual produk antara Rp 15.000–Rp 300.000 per produk WRP. Ada tiga jenis kategori produk yang mereka tawarkan: weight loss, body shapping, serta stay slim & beauty.
Produsen lain, Tirta Ayu Spa, meski belum punya nama sebesar Mustika Ratu ataupun Nutrifood, tak sungkan memberi banderol tinggi. Tengok saja harga Herbal Slimming Tea yang sampai Rp 75.000. Ada pula obat herbal untuk tubuh bagian luar yakni Herbal Slimming Gel seharga Rp 90.000 dan serum pembakar lemak yang dijual Rp 250.000.
Sementara Martina Berto baru bisa pasang harga jual perkiraan saja, yakni Rp 30.000–Rp 50.000 per kemasan. Maklum, perusahaan yang juga melantai di BEI ini baru akan memproduksi produk diet herbal tahun depan. Produk yang akan dibikin seperti kaplet susut perut, kaplet pelangsing tubuh dan teh pelangsing. Jawa dan Sumatra menjadi pasar utama produk-produk ini nanti.
Samuel menjelaskan perusahaannya masih dalam proses menyelesaikan pembangunan pabrik baru yang ketiga seluas 9,5 hektare (ha) di Cikarang, Bekasi senilai Rp 20 miliar. Namun, Martina Berto langsung memasang target produk diet herbal memberi kontribusi pendapatan 5%–7% dari total penjualan tahun depan.
Nah, lo, siapa bilang penyandang obesitas tidak “seksi”?
***Sumber : KONTAN MINGGUAN 3 - XVIII, 2013 Laporan Utama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News