kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaring ide baru, RSPO gelar kompetisi bisnis model pendanaan sawit berkelanjutan


Kamis, 16 Agustus 2018 / 21:03 WIB
Jaring ide baru, RSPO gelar kompetisi bisnis model pendanaan sawit berkelanjutan
ILUSTRASI. Kelapa Sawit


Reporter: Annisa Maulida | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Roundtable On Sustainable Palm Oil (RSPO) mengadakan kompetisi Sustainable Financing Business Model. Program ini mengajak mahasiswa-mahasiswa memberikan ide-ide yang meraka punya bagi keuangan berkelanjutan di sektor kelapa sawit dan rantai pasokannya.

Industri kelapa sawit merupakan salah satu kontributor penting bagi ekonomi Indonesia. Adanya ide baru pada sistem keuangan berkelanjutan bisa digunakan oleh perusahaan dan institusi keuangan sebagai bentuk dukungan bagi perkembangan industri minyak sawit berkelanjutan.

"Saat ini banyak sekali produk-produk keuangan ke petani, requirement tidak bisa mereka beli, dari sisi tingkat-tingkat cara pengembalian, cara pengembalian dari sisi tingkat bunga. Tidak dibuat sedemikian unik sehingga lebih mudah," ujar Direktur RSPO Indonesia Tiur Rumondang, Kamis (16/8).

Acara yang telah diluncurkan sejak 23 Mei oleh RSPO, telah memilih tiga pemenang dari para peserta mahasiswa yang mengikuti kompetisi pada perlehatan penjurian final di Aloft Hotel, Jakarta.

"Tujuan utama dari kompetisi ini adalah untuk menemukan ide-ide terbaru dan model bisnis yang tepat untuk sustainable financing. Posisi Indonesia secara global merupakan produsen terbesar minyak sawit berkelanjutan yang bersertifikasi RSPO" ujar Tiur.

Sektor keuangan memiliki peran penting dalam kontribusi terhadap komitmen target pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Perserikatan Bangsa-Bangsa. 

Peran penting dari sektor keuangan ini dituangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam peraturannya di POJK No.51/2017 terkait sustainable financing atau pendanaan yang berkelanjutan.

Banyak petani mengalami kesulitan mendapatkan jaminan seperti collateral. "Collateral itu banyak diminta, karena jenis sawit risikonya relatif lebih banyak. Ketika collateral ini diminta, banyak petani tidak bisa. Salah satu propsal yang masuk ada yang memberikan bagaimana membuat sistematika pembayaran tanpa membutuhkan collateral atau jenis avalis lain yang bisa digunakan," ujar Tiur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×