kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jaringan hingga pelosok, kunci ekonomi digital


Jumat, 22 September 2017 / 18:57 WIB
Jaringan hingga pelosok, kunci ekonomi digital


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID -    Potensi industri kreatif dan digital di Indonesia sangat besar. Perhitungan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pada tahun 2020 ekonomi digital di Indonesia bisa menembus US$ 130 miliar atau Rp 1.700 triliun (asumsi kurs Rp 13.333 per dollar AS). Jumlah tersebut setara 20% dari produk domestik bruto Indonesia.

Potensi ekonomi digital di Indonesia ini mau tak mau membawa perubahan perilaku masyarakat konsumen Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, saat ini terjadi pergeseran gaya hidup, pola konsumsi dan produksi pada sebagian besar masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia yang dahulu hanya berniaga dengan cara offline, tapi kini sudah beralih menggunakan fasilitas dunia maya. Namun potensi ekonomi digital di Indonesia bak pisau bermata dua. 

Jokowi mengingatkan, dalam ekonomi digital setiap orang dapat menjadi pengusaha. Hal ini terlihat dari bisnis seperti transportasi online dan jasa penginapan yang kerap menjadi usaha sampingan. "Pengusaha harus hati-hati, yang ingin memulai usaha juga hati-hati. Ini peluang juga ancaman. Banyak orang yang bekerja di ekonomi digital, kerjanya fleksibel, sangat dinamis. Perubahan seperti ini yang kalau kita nggak cermat dan teliti, bisa terkaget-kaget kita" imbuh Jokowi, pada pembukaan Indonesia Business & Development Expo, di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (20/9)..

Sementara itu Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, tanpa  infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK)  memadai, mustahil ekonomi digital di Indonesia bisa tercapai. “Tanpa infrastrktur tidak mungkin ekonomi digital bisa tumbuh,” terang Rudiantara. Berdasarkan data Kominfo, saat ini infrastrktur TIK di Indonesia menduduki peringkat keempat di Asean. Rudiantara berharap, tahun 2019 mendatang seluruh ibukota kabupaten di seluruh Indonesia akan terhubung dengan layanan broadband.

Saat menjadi panelis Indonesia Business & Development Expo, Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkomsel mengatakan, perkembangan ekonomi digital dipegaruhi perkembangan device, network dan application (DNA). Telkomsel bersama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk berkomitmen mengembangkan network. Pembangunan infrastruktur ini tak hanya di wilayah yang menguntungkan, tapi di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk di wilayah terdepan, tertinggal, dan terpencil Indonesia. “Hingga saat ini jaringan Telkomsel sudah mencakup 99% dari total populasi di Indonesia dengan 150.000 BTS. Bahkan saat ini jaringan 4G LTE Telkomsel sudah tergelar lebih dari 480 kabupaten di seluruh. Tanpa infrastrktur broadband  memadai, apa yang dilakukan  pengembang aplikasi tak akan dapat dilakukan,” terang Ririek.

Selain membangun jaringan telekomunikasi, untuk mendukung pengembangan ekonomi digital, Telkomsel menggembangkan layanan digital seperti aplikasi finansial T-Cash. Untuk menggembangkan tumbuhnya startup, Telkomsel juga memiliki program Nextdev. “Diharapkan dengan pembangunan jaringan hingga pelosok negeri dan pengembangan aplikasi digital, Telkomsel dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi digital di Indonesia,”papar Ririek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×