Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. PT Jasa Angkasa Semesta Tbk (JAS) berminat menanamkan investasi untuk pengembangan terminal kargo di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Cengkareng.
"Tahun depan kami berminat membuat kerjasama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk membangun terminal kargo yang baru," kata Presiden Direktur JAS Hotasi Nababan, Kamis (4/11).
Hotasi menjelaskan, JAS masih membahas rencana kerjasama dengan BUMN pengelola bandara tersebut. Menurutnya, AP II memang memiliki rencana menambah kapasitas terminal kargonya dari kapasitas saat ini 300.000 ton per tahun.
"Pembangunan terminal kargo yang baru menjadikan arus logistik udara menjadi efisien. Tetapi kami belum tahu harus menyediakan dana berapa untuk kontribusi membangunnya, karena masih menunggu AP II. Tetapi kami akan membawa modal investasi," tukasnya.
September lalu, Direktur Utama AP II Tri S Sunoko mengaku perseroan membutuhkan dana Rp 900 miliar untuk meningkatkan kapasitas terminal kargo Soetta dari kapasitas 300.000 ton menjadi 1 juta ton per tahun. AP II memutuskan membangun terminal kargo baru untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan kargo yang setiap tahun naik rata-rata 10% di bandara tersebut.
Ia menjelaskan, fasilitas pergudangan di Soekarno-Hatta dibangun 1984 dengan kapasitas 300.000 ton per tahun; sementara tahun lalu realisasi kargo yang melewati bandara itu sudah 433.180 ton.
"Tahun ini dengan proyeksi moderat saja jumlahnya bisa mencapai 586.736 ton. Jadi memang harus dibangun terminal baru," kata Tri.
AP II menargetkan proyek tersebut bisa mulai dikerjakan paling cepat pertengahan tahun depan. Usai gran desain pengembangan Bandara Soekarno-Hatta disetujui Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN.
"Pendanaannya nanti bisa dari kas internal atau melalui pinjaman, nanti dipastikan lagi. Sementara lokasinya kemungkinan besar di seberang kantor pusat Garuda Maintenance Facilities (GMF), disana ada lahan 50 hektare yang bisa dikembangkan," jelasnya.
Tri memastikan, terminal kargo itu akan memiliki standar internasional; dimana seluruh layanan akan dilakukan secara otomatis menggunakan transhipment facilities yang modern, tidak manual seperti saat ini.
Proses ekspor-impor melalui terminal tersebut juga akan dipercepat, menurut studi JICA proses keluar masuk kargo di Soekarno-Hatta masih sekitar 5,5 hari.
"Pungutan-pungutan dipastikan juga akan dipangkas, karena tidak ada lagi pertemuan fisik antara petugas dengan konsumen. Selain itu, perlu diupayakan membuka akses jalan khusus untuk Soekarno-Hatta tidak hanya melalui tol Sediatmo yang digunakan untuk umum. Karena itu kami juga perlu bicara dengan Kementerian PU, Jasa Marga dan Pemda," jelasnya.
Tujuan pengiriman kargo domestik dari Soekarno-Hatta paling banyak menuju daerah Sumatera sebanyak 39%, Jawa 22%, Kalimantan 15%, dan Nusa Tenggara 12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News