Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati bisnis pelayaran masih lesu akibat sentimen global, PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) mengaku bisnisnya masih bagus. Kendati tercatat penurunan di segmen pendapatan, namun manajemen optimistis bisa menjaga kinerja bottomline lebih baik sepanjang tahun ini.
Asal tahu saja, secara volume kedatangan kapal saat ini kontribusi kapal domestik mencapai 55% sedangkan kapal asing hanya 45%. Namun dari sisi pendapatan, kontribusi kapal asing mencapai 75% terhadap pendapatan, oleh karena itu perang dagang yang terjadi turut berimbas terhadap bisnis IPCM.
Baca Juga: Baru terserap 33%, ini penyebab serapan capex Jasa Armada (IPCM) masih rendah
Chiefy Adi Kusmargono, Presiden Direktur IPCM menyebut sampai dengan Oktober pihaknya telah mencatat laba sebesar Rp 76 miliar dengan net profit margin mencapai 14%. Dengan tingkat kunjungan setiap tahun mencapai 50.000 atau 4.000 kunjungan kapal per bulan serta efisiensi, Ia yakin target pertumbuhan bottomline bisa terjaga.
“InsyaAllah akan tumbuh 27% menjadi Rp 93 miliar, profit margin kami juga sudah tumbuh 2% dan Ebitda margin juga aman,” ujarnya di Jakarta, Senin (25/11)
Selain itu, pihaknya juga berencana memperkuat pendapatan di kuartal IV tahun ini, salah satunya melalui penagihan piutang kepada sister company yang jumlahnya mencapai Rp 31 miliar. Kendati demikian, manajemen menyampaikan pendapatan tahun ini masih akan di bawah pendapatan tahun yang tercatat Rp 727,05 miliar.
“Ada utang di sister company itu Rp 31 miliar belum dibayarkan, kalau masuk di Desember akan ke pendapatan lain-lain. Kami upayakan tanggal 15 Desember 2019 sudah masuk karena itu piutang sudah 4 tahun,” lanjutnya.
Rizki Pribadi Hasan, Director of Finance & Human Resources IPCM menyebut sampai akhir tahun perkiraan pendapatan IPCM akan mencapai Rp 683 miliar atau turun 6,45% sedangkan laba Rp 93 miliar atau tumbuh 27%. Dari sisi laba, sebenarnya capaian tersebut akan melampaui target perusahaan yang memasang target pertumbuhan 20%.
Baca Juga: Rubicon segera menjadi pengendali Radana Bhaskara Finance (HDFA)
“Ini angka moderat jadi masih ada ruang pertumbuhan, tetapi kami selama 3 bulan ini melakukan upaya peningkatan revenue dan pengendalian biaya, termasuk menggenjot pendapatan lain-lain,” tambahnya.
Dari sisi cash flow, Ia menyampaikan sampai akhir tahun ini akan mencapai Rp 450 miliar dan jumlah tersebut akan meningkat menjadi Rp 500 miliar di Januari tahun depan. Hal itu memberikan ruang yang lebih besar bagi perusahaan melakukan ekspansi di tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News