kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Baru terserap 33%, ini penyebab serapan capex Jasa Armada (IPCM) masih rendah


Senin, 25 November 2019 / 14:07 WIB
Baru terserap 33%, ini penyebab serapan capex Jasa Armada (IPCM) masih rendah
ILUSTRASI. Kapal Tunda Batavia III-216 milik PT Jasa Armada Indonesia (JAI) memandu kapal penumpang KM Nggapulu dari Makassar menuju terminal penumpang Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (11/10/2017). Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) baru menyerap 33% dari


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) menyampaikan serapan capital expenditure pada tahun ini masih cukup rendah. Manajemen menyampaikan sampai Oktober 2019, serapan capex baru 33% dari anggaran yang sudah dialokasikan.

Chiefy Adi Kusmargono, Presiden Direktur IPCM menyebut bahwa serapan capex masih rendah karena progres pembangunan 4 kapal harbour thug boat masih belum terealisasi. Tadinya, 4 unit kapal thug boat tersebut diperkirakan akan selesai pada Desember tahun ini.

Baca Juga: Cottonindo Ariesta (KPAS) pastikan laba tetap positif hingga tutup tahun

“Capex posisi saat ini baru 33% penyerapannya karena terjadi keterlambatan penyelesaian 4 kapal thug boat,” ujarnya di Jakarta, Senin (25/11)

Ia menyebutkan bahwa investasi pembangunan per kapal mencapai Rp 60 miliar, sehingga secara total akan menyedot dana investasi Rp 240 miliar. Yang jelas, alokasi capex sebesar Rp 150 miliar akan masuk untuk anggaran tahun depan, sebab pembayaran kapal baru dilakukan setelah kapal selesai dibangun.

Supardi, Director of Fleet & Engineering IPCM menambahkan kapal baru akan selesai pada Mei tahun depan, pasalnya spesifikasi 4 kapal yang dibangun saat ini berbeda dengan kapal thug boat lainnya. Sejauh ini pengerjaan keempat kapal tersebut baru mencapai progres pembangunan 36% sebelum siap digunakan.

“Untuk spesifikasi harbour thug boat itu beda dengan kapal tarik batubara atau pasir, karena equipment-nya lebih spesifik dan untuk manuver bantu pandu dan navigasi kapal jadi sangat berbeda,” tambahnya.

Baca Juga: Charoen Pokphand (CPIN) ekspor produk olahan dan pakan ternak ke Timor Leste & Jepang

Rizki Pribadi Hasan, Director of Finance & Human Resources IPCM menyebut tahun ini pihaknya baru menyerap sekitar Rp 90 miliar untuk pembelian 4 mesin kapal tersebut. Semua dana tersebut didapatkan dari proceed initial public offering pada akhir tahun 2017 lalu yang mencapai Rp 461,89 miliar.

Nantinya setelah 4 kapal berhasil didatangkan pada Mei tahun depan, pihaknya langsung bergegas untuk mendatangkan 4 kapal baru lagi untuk melengkapi line up armadanya. Sampai Oktober, manajemen tercatat memiliki 76 kapal untuk jasa kegiatan pandu dan tunda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×