Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) telah menggelontorkan dana sebesar Rp 14 triliun untuk menalangi pembebasan lahan sejak tahun 2016 untuk 14 ruas jalan tol yang dimiliki perusahaan. Pengembalian dana talangan yang sudah diterima JSMR hingga saat ini baru mencapai Rp 8,7 triliun.
Dengan begitu, masih ada sekitar Rp 5,3 triliun lagi dana pembebasan lahan yang sudah ditalangi Jasa Marga yang belum dikembalikan oleh Badan Layanan Umum Lembaga Manajemen Aset Negara (BLU LMAN).
Menurut Agus Setiawan, Sekretaris Perusahaan Jasa Marga, dana talangan terbesar yang digelontorkan perusahaan ada di ruas Semarang-Batang. "Dana talangan untuk tol sepanjang 75 kilometer (km) tersebut sebesar Rp 5,2 triliun," kata Agus pada Kontan.co.id, Jumat (12/10).
Adapun ruas tol Jasa Marga yang membutuhkan dana talangan tersebut diantaranya Ruas Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono-Kediri, Surabaya-Mojokerto, Semarang-Batang, Jasamarga Kualanamu Tol, Bogor Outer Ring Road (BORR), Gempol-Pasuruan, Kunciran-Serpong, Kunciran-Cengkareng, Cinere-Serpong, Pandaan-Malang, Manado-Bitung, dan Balikpapan-Samarinda.
Sementara untuk mendanai pembangunan tol yang dimilikinya, Jasa Marga juga juga gencar memberikan kesempatan investasi ke sejumlah investor. Dalam pertemuan IMF-Bank Dunia yang dihelat di Bali pekan lalu, perseroan menawarkan kesempatan investasi berupa direct investment di enam ruas jalan tol yaitu Bali Mandara, Tol Gempol-Pandaan, Ruas Gempol-Pasuruan, Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, Balikpapan-Samarinda, dan Manado-Bitung.
Untuk ruas Gempol-Pasuruan sepanjang 34,15 km, Jasa Marga menawarkan kesempatan investasi ke investor sebesar US$ 62 juta. Sementara pembangunan proyek tersebut membutuhkan total investasi sebesar Rp 4,03 triliun atau sekitar US$ 300 juta.
Adapun di tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, JSMR menawarkan kesempatan investasi sebesar US$ 115 juta. Total investasi yang dibutuhkan untuk membangun jalan tol sepanjang 61,7 km tersebut sekitar Rp 5 triliun atau US$ 375 juta. Sementara untuk Tol Balikpapan-Samarinda (99,4 km) ditawarkan kesempatan investasi US$ 155 juta dari total kebutuhan investasi US$ 744 juta atau Rp 9,97 triliun.
Untuk tol Manado-Bitung sepanjang 39,9 km, Jasa Marga menawarkan kesempatan investasi US$ 80 juta dari total kebutuhan investasi US$ 382 juta atau sekitar 5,12 triliun. Di Gempol-Pandaan (13,6 km) ditawarkan kesempatan investasi US$ 38 juta dari total kebutuhan investasi US$ 110 juta atau Rp 1,47 triliun dan di Bali Mandara ditawarkan US$ 100 juta dari US$ 185 juta atau Rp 2,48 triliun kebutuhan investasi proyek tersebut.
Jasa Marga memang tercatat rajin melakukan inovasi skema pendanaan dalam membiayai pembangunan jalan tol yang mereka punya. Teranyar, perusahaan ini menerbitkan Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) yaitu produk pasar modal berupa wadah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk kemudian diinvestasikan pada aset infrastruktur yang mendukung program Pemerintah dan membawa manfaat bagi masyarakat.
Resmi diluncurkan pada 11 Oktober lalu, DINFRA memberikan fleksibilitas lebih dalam melakukan pencarian dana melalui ekuitas dan hutang dalam satu transaksi sehingga dapat memperoleh percepatan pendanaan baik dari asset recycling maupun debt recycling.
Jasa Marga dapat menawarkan DINFRA dengan penawaran terbuka atau terbatas sehingga dapat memperluas calon investor potensial. DINFRA perdana Jasa Marga diterbitkan melalui Anak Perusahaannya yaitu PT Jasamarga Pandaan Tol yang mengoperasikan Jalan Tol Gempol-Pandaan. Penerbitan DINFRA ini ditargetkan dapat memperoleh dana dengan plafon hingga Rp 1,5 triliun untuk memperkuat struktur permodalan di proyek-proyek Jalan Tol Jasa Marga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News