kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jaya Konstruksi Manggala (JKON) masih sulit mendongkrak pendapatan


Selasa, 22 Juni 2021 / 17:59 WIB
Jaya Konstruksi Manggala (JKON) masih sulit mendongkrak pendapatan
ILUSTRASI. PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) . KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON) masih kesulitan untuk mendongkrak pendapatan. Masih sepinya tender proyek-proyek baru menjadi tantangan JKON dalam menumbuhkan kinerja di tahun ini. 

Wakil Presiden Direktur JKON Okky Dharmosetio menjelaskan, pada awal tahun 2021 pihaknya cukup optimistis dengan membidik pertumbuhan pendapatan sekitar 40% dibanding tahun lalu. Namun melihat kinerja hingga bulan pertengahan tahun ini, hasilnya masih jauh dari harapan.

Meski tak merinci, tapi Okky memberikan gambaran bahwa raihan pendapatan JKON hingga Mei masih 19% lebih mini dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Berbeda dengan tahun ini, pada periode Mei 2020 lalu JKON masih cukup banyak memiliki pekerjaan dan sisa kontrak dari tahun sebelumnya.

"Kami membuat rencana di awal tahun cukup agresif, tapi kalau melihat dari kondisi ekonomi kok rasanya tender-tender masih slow. Proyek-proyek baru masih lambat pergerakannya. Apakah bisa mencapai (target pertumbuhan), kita lihat nanti," ujar Okky dalam public expose yang digelar Selasa (22/6).

Baca Juga: Sejumlah emiten terus mengucurkan investasi di bisnis pengelolaan air bersih

Sejalan dengan itu, hingga pertengahan tahun ini serapan belanja modal (capex) JKON pun masih minim. Okky bilang, pada 2021 pihaknya merencanakan capex sekitar Rp 54 miliar. Lebih tinggi dari realisasi capex tahun lalu yang berkisar di angka Rp 24 miliar.

Sebagian besar atau hampir Rp 50 miliar dari estimasi capex tahun ini akan dialokasikan untuk PT Jaya Trade Indonesia, khususnya untuk segmen bisnis yang terkait dengan aspal. Namun, capex yang terserap baru sekitar Rp 5 miliar. "Belum banyak yang terealisasi. Semua masih wait and see," sambung Okky.

Asal tahu saja, pada tahun lalu JKON meraih pendapatan usaha senilai Rp 3,01 triliun. Anjlok 44,9% dibandingkan pendapatan usaha tahun 2019 yang senilai Rp 5,47 triliun. Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk JKON juga merosot 73,4% dari Rp 199,1 miliar menjadi Rp 53 miliar.

Dari sektor pendapatan usaha, kontribusi terbesar tahun lalu berasal dari segmen konstruksi senilai Rp 1,02 triliun (34,1%), disusul oleh segmen bisnis aspal senilai Rp 922 miliar atau memberikan kontribusi 30,6%. Sisanya berasal dari pendapatan manufaktur beton (16,6%), gas (10,6%), holding equipment (2,3%) dan pendapatan jasa lainnya (6,5%).

Hingga kuartal pertama 2021, JKON mengempit pendapatan usaha sebesar Rp 564,95 miliar atau turun 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Jasa konstruksi masih mendominasi pendapatan JKON dengan nilai Rp 229, 87 miliar atau 40,68% dari pendapatan, disusul aspal sebesar Rp 119,15 miliar (21%).

 

Selain bidang-bidang usaha tersebut, pada awal tahun ini JKON pun telah membentuk usaha patungan di sektor pengelolaan air bersih. Bekerjasama dengan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Tirta Gemah Ripah (TGR), JKON membentuk perusahaan patungan bernama PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur.

Okky menjelaskan, awalnya JKON memiliki saham di perusahaan patungan tersebut sebanyak 60%, lalu WIKA 30% dan TGR 10%. Namun dengan investasi jumbo yang dibutuhkan senilai Rp 1,67 triliun, JKON pun melakukan kalkulasi ulang, dan saat ini hanya memegang saham sebanyak 10%.

Sehingga saham mayoritas konsorsium tersebut menjadi milik WIKA dengan porsi 80% dan TGR masih memegang 10%. "Kami mengukur kemampuan, (investasi) proyek ini cukup besar," ujar Okky.

Proyek pengelolaan air bersih tersebut sedang menyelesaikan perizinan yang diperlukan dan segera dimulai. Okky memproyeksikan, kontribusi pendapatan dari segmen usaha pengelolaan air bersih ini baru bisa dirasakan pada tiga sampai empat tahun ke depan.

Selanjutnya: Wijaya Karya (WIKA) membentuk usaha patungan di bidang penyediaan air minum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×