Reporter: Petrus Dabu | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Peristiwa ambruknya jembatan Tenggarong di Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, menyebabkan pelayaran sejumlah kapal tongkang pengangkut batubara mandek. Apabila reruntuhan jembatan tidak segera dievakuasi, peristiwa ini bisa menimbulkan dampak yang luas bagi konsumen batubara.
Namun, Kepala Dvisi Batubara PT Perusahaan Listrik Negara Helmi Nadjamudin mengungkapkan, pasokan batubara PLN masih aman untuk 30 hari ke depan. “Sampai selesainya pemindahan reruntuhan jembatan Tenggarong, 15 hari lagi, PLTU batubara masih aman, karena cadangan di lapangan penyimpanan batubara masih cukup,” ujar Helmi dalam pesan singkat kepada KONTAN, Selasa (29/11).
Sebanyak 65% pasokan batubara untuk sejumlah pembangkit PLTU milik PLN berasal dari Kalimantan Timur. Helmi mengatakan PLN memiliki kontrak pembelian batubara dari Kalimantan Timur, yaitu dari Adaro, Kaltim Prima Coal (KPC) dan Kiceco. Batubara ini dipasok untuk kebutuhan PLTU Indramayu, Labuhan, Rembang, Teluk Naga, Cilacap, Suralaya, dan Paiton.
Dia bilang, kebutuhan batubara PLN tahun ini mencapai 41 juta ton. “Pasokan dari Kalimantan Timur sebesar 65% dari kebutuhan nasional itu,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News