CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Jembo Patok Pendapatan Naik 30%


Senin, 09 Desember 2013 / 07:04 WIB
Jembo Patok Pendapatan Naik 30%
ILUSTRASI. Bank DBS Indonesia bersama Manulife Indonesia meluncurkan Asuransi Kesehatan Penyakit Kritis, MiEarly Critical Protection (MiECP).


Reporter: Francisca Bertha Vistika | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Kendati hasil penjualannya selama tahun ini tidak melaju kencang, PT Jembo Cable Company Tbk optimistis memasang target di tahun depan. Produsen kabel itu mematok target pertumbuhan pendapatan sebesar 30% sepanjang 2014. Jembo Cable juga berniat mengerek efisiensi dengan memodifikasi sejumlah mesin produksi.

Direktur Jembo Cable, Antonius Benady, mengatakan, semula perusahaan menargetkan bisa meraup pendapatan sekitar Rp 1,61 triliun selama tahun ini, atau setara dengan kenaikan 18% dari hasil tahun 2012. Tapi, karena ekspor kabel tahun ini menyusut, pengelola Jembo Cable pesimistis target itu tercapai. "Pencapaian pendapatan mungkin hanya 85% dari target 2013," tutur Antonius ke KONTAN, baru-baru ini.

Dengan kata lain, pada akhir tahun ini pendapatan Jembo Cable diharapkan bisa mencapai sekitar Rp 1,37 triliun. Jika estimasi pendapatan tahun ini terwujud, berarti perusahaan yang menyandang kode emiten JECC, berharap bisa meraup pendapatan Rp 1,78 triliun di tahun depan.

Penyebab penurunan kinerja Jembo Cable adalah penjualan ekspor kabel yang merosot, akibat mengikuti penurunan permintaan dari pelanggan internasional. Antonius memperkirakan pendapatan ekspor kabel hanya menyumbang sekitar 8% dari total pendapatan di tahun ini.

Meski sudah menetapkan target pertumbuhan pendapatan untuk tahun depan, namun Antonius masih enggan membeberkan berapa besar belanja modal yang disiapkan perusahaan. Yang jelas, "Untuk tahun depan kami hanya akan memodifikasi mesin-mesin lama saja," ujarnya.

Pertumbuhan permintaan kabel serat optik menjadi alasan perusahaan untuk menggeber produksi fibre optic. Tahun ini, JECC mengalokasikan anggaran US$ 2,5 juta untuk menambah mesin produksi kabel serat optiknya.

Antonius bilang, saat ini penambahan mesin yang baru sudah hampir selesai. "Hanya tinggal beberapa mesin saja yang masih dalam proses pemasangan," kata dia.

Dengan penambahan kapasitas mesin serat optik, Antonius bilang, nantinya kapasitas produksi serat optik JECC bisa terdongkrak dari 4.000 kilometer per bulan menjadi 6.000 kilometer per bulan.

Perusahaan ini telah memenangi tender PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) untuk proyek fiber to the home (FTTH) senilai Rp 1,9 triliun tahun ini dan tahun depan. JECC adalah salah satu anggota konsorsium PT Fujikura yang memenangi tender pengadaan kabel Telkom.

Untuk proyek Telkom itu, Antonius menuturkan, saat ini perusahaan sudah menerima empat surat pemesanan kabel. "Untuk surat pemesanan satu sudah hampir selesai (pengerjaannya) dan sebagian sudah diterima pembayarannya," kata dia.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×