Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Ekspor ayam olahan ke Jepang kembali tertunda. Jepang menahan rencana ekspor ayam olahan nasional karena dirasa belum memenuhi standard rasa.
Soal harga juga menjadi masalah. Sebab produk Indonesia karena dianggap kurang kompetitif dibandingkan ayam asal Thailand dan Malaysia. Sekertaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pengusaha Pakan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengakui, produsen ayam olahan kesulitan memenuhi syarat dari Jepang.
Misalnya urusan rasa dan tekstur irisan daging yang sesuai dengan standar Jepang. Plus, rasa yang lebih cruncy atau renyah. "Ini yang membuat kami belum selesai negosiasi harga," kata Desianto, Selasa (5/5).
Meski begitu, Desianto optimis rencana ekspor daging ayam olahan tidaklah batal hanya tertunda sementara. Ia yakin di kuartal dua mendatang, ekspor ayam olahan akan terlaksana. Sejalan dengan masuknya daging wagyu asal Jepang.
Sebagaimana diketahui, 11 tahun lamanya pintu dagang ekspor ayam olahan Jepang tertutup untuk Indonesia. Namun pada November 2014 secara resmi Pemerintah Jepang memberikan izin kepada PT Charoen Pokphand Indonesia, PT Japfa Comfeed Indonesia dan PT Malindo Feedmill.
Sementara PT Sierad Produce belum mendapatkan izin ekspor. Ekspor daging ayam olahan ke Jepang berupa bakso, nugget, sosis, sate ayam atau kitori dan karage.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News