kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

JM mencari perusahaan konstruksi pendamping Kalla


Minggu, 13 Januari 2013 / 21:04 WIB
JM mencari perusahaan konstruksi pendamping Kalla
ILUSTRASI. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) . KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Fahriyadi |

JAKARTA. Meski Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) belum memutuskan kelanjutan proyek monorel, PT Jakarta Monorail (PT JM) sudah melakukan persiapan baik secara teknis, legal, dan finansial. JM juga sudah berbicara dengan sejumlah perusahaan swasta dan pelat merah sebagai pengganti PT Adhi Karya Tbk yang telah menolak bergabung.

"Jika nanti dipercaya, kami siap untuk melanjutkan proyek ini. Kami sudah berkomunikasi dengan beberapa perusahaan konstruksi terutama BUMN dan mereka sudah menyatakan berminat," ujar Juru Bicara PT JM, Bovanantoo, akhir pekan lalu.

Menurut Bovanantoo, rencananya PT JM akan membagi proyek Monorel ini ke dalam empat zona pembangunan dengan empat paket pengerjaan. Berdasarkan hal tersebut, ia bilang seharusnya ada empat perusahaan konstruksi yang mengerjakan agar bisa cepat selesai.

Nantinya perusahaan konstruksi yang bakal menggarap proyek ini bakal bekerjasama dengan perusahaan konstruksi milik Hadji Kalla Group yang merupakan pimpinan konsorsium PT JM. "Hadji Kalla Group memiliki perusahaan konstruksi (PT Bumi Karsa) yang telah membangun Bandar Udara Hasanuddin," ujarnya. 

Lebih jauh, Bovanantoo bilang bahwa JM telah mengestimasi harga satuan material bangunan. Dibanding tahun 2004, telah terjadi eskalasi harga material. Namun ada pula komponen struktur sipil dan beberapa peralatan yang harganya turun karena sudah banyak perusahaan yang memproduksinya. 

Setalah mendapat kepastian, maka hal pertama yang dilakukan PT JM adalah mengevaluasi pembangunan fisik yang sudah ada sebelumnya selama tiga bulan. 

"Kami sudah bentuk tim evaluasi struktur untuk menganalisa kelayakan besi dan baja pada tiang pancang yang ada. Betonnya bakal diuji ulang serta eskavasi besi yang dulu pernah ditanam namun belum dibangun juga bakal dilakukan," terangnya. 

Mengenai tiang pancang yang bakal digunakan ini, ia bilang akan segera membayarkan kepada ADHI sebesar Rp 120 Miliar begitu Gubernur menginstruksikan PT JM bisa jalan lagi.

Sementara itu, Jokowi menargetkan proyek Monorel DKI Jakarta bisa dibangun bulan Januari ini juga. Menurut Jokowi, kini pihaknya sedang menunggu aspek legalnya saja. "Begitu sudah rampung maka langsung jalan dan jangan mundur lagi waktunya," ujarnya di Balai Kota akhir pekan lalu 

Jokowi mengaku akan menggelar public hearing sehingga bisa memperoleh masukan dari masyarakat tentang pembangunan monorel serta harga tiket yang diinginkan masyarakat.

Jika jadi terlaksana, rencananya proyek ini akan memiliki rute sepanjang 30 kilometer (km). Ini terdiri dari Rute Green Line 14,5 km yang dimulai dari Kuningan, Dukuh Atas, Pejompongan, Senayan, Gatot Subroto, SCBD  dan Blue Line 15,5  km yang dimulai dari Kampung Melayu, Tebet, Casablanca, Tanah Abang, Mall Taman Anggrek.

PT JM mengaku telah menyiapkan investasi senilai Rp 7 Triliun untuk membangun dua rute tersebut, 70% menggunakan pinjaman bank dan 30% akan menggunakan modal perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×