Reporter: Benediktus Krisna Yogatama, Widiyanto Purnomo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Penjualan semen sepanjang tahun 2014 tumbuh 3,27% jika dibandingkan hasil di 2013. Mengacu data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), penjualan semen tahun lalu mencapai 59,9 juta ton, lebih tinggi dari angka di tahun 2013, yaitu 58 juta ton.
Itu berarti, penjualan semen 2014 lebih tinggi 1,9 juta ton dibanding konsumsi semen tahun 2013. Namun kenaikan itu di bawah proyeksi ASI, yang mematok pertumbuhan penjualan di kisaran 5%-6%.
Widodo Santoso, Ketua ASI menuturkan, penurunan pertumbuhan penjualan semen terjadi karena turunnya penjualan semen di Jawa sebesar 3,7% selama Desember 2014. “Biasanya penjualan di Jawa positif. Ini karena musim hujan dan liburan Natal dan Tahun Baru,” kata Widodo kepada KONTAN, Jumat (9/1).
Yang jelas, pelemahan penjualan di Jawa itu mempengaruhi pertumbuhan penjualan semen nasional. Menurut Widodo, semula penjualan selama Desember 2014 ditargetkan naik 5%-6%, namun realisasinya hanya naik 1,51%.
Pelemahan pertumbuhan penjualan semen diproyeksikan terjadi sampai Januari 2015. Ada banyak penyebabnya, mulai musim penghujan, sampai proyek infrastruktur yang belum berjalan. “Proyek konstruksi banyak dimulai April,” kata Widodo.
Namun, Widodo optimistis penjualan di 2015 lebih tinggi daripada penjualan di 2014. Optimisme Widodo mengacu ke rencana pemerintah yang akan menggeber berbagai proyek infrastruktur.
Pasar semen terbesar tahun lalu berada di Jawa, dengan porsi 55%-57% . Menyusul pasar semen Sumatera dengan kontribusi 20%-21%. Pasar semen di Sulawesi dan Kalimantan masing-masing berkontribusi 7%-8% dan 7%.
Adapun penjualan semen di Bali dan Nusa Tenggara Timur berkontribusi 5%-6%, kemudian pasar semen di Maluku dan Papua berkontribusi sebesar 2%. Dari sisi produksi, semen nasional sudah bisa memproduksi 68 juta ton semen per tahun, dengan kapasitas terpasang sekitar 90%-95%.
Sebanyak 500.000 - 1 juta ton semen diekspor ke Bangladesh, Afrika, Sri Lanka dan kawasan Timur Tengah. Dari sisi bahan baku, semen Indonesia mengandalkan bahan baku domestik.
Satu produsen semen yang optimistis melihat pasar di 2015 adalah Bosowa Grup. Perusahaan ini berencana memperluas pabrik semennya di Banyuwangi (Jawa Timur) dan di Maros (Sulawesi Selatan). “Kami memperluas pabrik karena permintaan tumbuh,” kata Erwin Aksa, Chief Executive Officer (CEO) Bosowa Corporation.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News