Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Penjualan semen tahun 2015 diperkirakan tumbuh 5%-6% ketimbang tahun ini. Salah satu penopang penjualan berasal dari pembangunan infrastruktur yang digalang oleh pemerintah.
Widodo Santoso, Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia, Selasa (9/12) menyebut, proyek yang butuh banyak semen diantaranya infrastruktur jalan tol trans Sumatera, juga di Manado. Lalu proyek smelter, kereta api cepat MRT Jakarta, maupun pengembangan pelabuhan. "Ini bisa mengerek penjualan semen 5%-6% tahun 2015," katanya.
Pertumbuhan penjualan semen 2015 diharapkan lebih baik dari tahun ini yang diprediksi tumbuh 3,5% dari realisasi 2013 yang tercatat 58 juta ton. Mengacu proyeksi ini, penjualan semen 2014 diprediksi mencapai 60,04 juta ton.
Adapun sampai akhir November 2014, penjualan semen sudah terealisasi sebanyak 54,55 juta ton. Angka ini tumbuh 3,47% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 52,72 juta ton.
Penjualan semen terbesar ada di Jawa dengan volume sekitar 30,8 juta ton, setara 56,46% dari total penjualan semen nasional. Menyusul penjualan semen di Pulau Sumatera sebesar 11,36 juta ton atau setara 20,82% dari total penjualan nasional.
Sementara penjualan semen di Sulawesi sebanyak 4,09 juta ton atau setara 7,49% dari total penjualan semen nasional. Sedangkan di Kalimantan penjualan semen mencapai 4,06 juta ton atau setara dengan 7,44% dari total penjualan semen nasional.
Asosiasi Semen juga mencatat penjualan semen di Bali dan Nusa Tenggara Timur mencapai 3,05 juta ton, atau setara 5,59%. Kemudian penjualan semen di wilayah Maluku dan Papua tercatat mencapai 1.14 juta ton atau setara 2,08% dari total penjualan semen nasional.
Adapun kapasitas produksi semen nasional tahun ini tercatat sebanyak 68 juta ton per tahun. Adapun kapasitas terpasang baru mencapai 90%-95%. Dari angka produksi, sebesar 500.000 ton sampai 1 juta ton semen di ekspor ke Bangladesh, Afrika, Sri Lanka dan kawasan Timur Tengah.
Untuk memproduksi semen, produsen mengandalkan bahan baku dari dalam negeri, seperti pasir dan tanah liat. Sedangkan bahan gypsum sebagian masih impor dan sebagian lagi sudah diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News