kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jurus Golden Eagle (SMMT) pertahankan kinerja di tengah pandemi


Selasa, 22 Desember 2020 / 09:43 WIB
Jurus Golden Eagle (SMMT) pertahankan kinerja di tengah pandemi
ILUSTRASI. Golden Eagle Energy Tbk.?www.go-eagle.co.id


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah situasi pandemi Covid-19, PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) telah merampungkan restrukturisasi utang dengan Bank Permata.

Direktur Utama Golden Eagle Energy Roza Permana Putra menyampaikan, dengan restrukturisasi utang tersebut, tenor pembayaran utang diperpanjang lima tahun hingga 2026. Selain itu, bunga utang yang mesti dibayar juga turun 1% lebih. Alhasil, arus kas perusahaan menjadi lebih leluasa.

“Karena sekarang kami mulai masuk ke PLTU, maka perlu modal kerja lebih panjang,” ujar dia dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, Senin (21/12) malam.

Dia menambahkan, untuk pertama kalinya juga, di tahun 2020 ini anak usaha SMMT yaitu PT Triaryani melakukan pengiriman langsung pasokan batubara ke beberapa pembangkit listrik di dalam negeri.

Peningkatan suplai ke pasar domestik ini merupakan salah satu strategi SMMT dalam menyeimbangkan fluktuasi harga. “Kalau ekspor lebih banyak mengacu ke ICI (Indonesian Coal Index), tapi kalau ke PLTU acuannya HBA (Harga Batubara Acuan),” imbuh Roza.

Baca Juga: Akhir tahun, produksi batubara Golden Eagle (SMMT) diprediksi capai 82% dari target

Selama tiga tahun terakhir hingga tahun 2019, penjualan batu bara SMMT secara konsisten mengalami kenaikan setiap tahun sebelum akhirnya tersendat seiring adanya pandemi Covid-19.

Hingga September 2020, SMMT mencatatkan penurunan penjualan sebesar 24% (yoy) menjadi Rp 140 miliar. Namun, EBITDA perusahaan masih berada dalam tren yang positif. 

Tahun lalu, SMMT telah melakukan pengeboran tambahan di area konsesi Triaryani sehingga besaran cadangan di konsesi tambang tersebut menjadi sebesar 316 juta ton atau naik 59 juta ton dari sebelumnya 257 juta ton. Cadangan tersebut telah dihitung sesuai dengan standar JORC.

Di tengah pandemi Covid-19, SMMT menjalankan tiga strategi utama, yaitu tetap menjaga lingkungan kerja tetap aman dengan menerapkan protokol kesehatan dan menjaga tambang tetap beroperasi.

Strategi lainnya adalah menjaga kecukupan arus kas dengan cara restrukturisasi utang, pengawasan arus kas secara ketat, serta melakukan perubahan marketing mix.

Walaupun pandemi Covid-19 masih melanda, SMMT masih tetap optimistis dengan prospek usaha ke depan. Hal ini terlihat dengan harga batubara yang sudah mulai meningkat.

Selain itu, di tengah desakan untuk beralih ke bahan bakar yang ramah lingkungan, batu bara masih merupakan sumber energi utama di Asia, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Golden Eagle Energy menderita rugi bersih Rp 12,91 miliar hingga kuartal III-2020

Roza menyebut, ke depan, SMMT tetap menjaga kapasitas produksi agar dapat mencapai economic of scale dan perencanaan tambang yang optimum untuk mendapatkan Stripping Ratio (SR) yang ditargetkan.

Untuk keperluan logistik, SMMT terus meningkatkan jumlah armada angkut serta produktivitas dan cycle time armada angkut.

Dari segi pemasaran, SMMT akan memadukan penjualan yang terkait ke HBA dan pasar spot serta memperluas pasar ke pengguna akhir sekaligus memperkuat basis di pasar domestik.

Adapun di bidang keuangan, SMMT terus melakukan efisiensi biaya secara berkelanjutan dan melakukan pengawasan arus kas secara ketat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×