kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jurus Kemperin membangun pertumbuhan ekonomi Inklusif


Jumat, 09 Februari 2018 / 16:44 WIB
Jurus Kemperin membangun pertumbuhan ekonomi Inklusif
ILUSTRASI. Ngakan Timur Antara, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor industri manufaktur memiliki kontribusi terbesar dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sekaligus menjadi sumber pertumbuhan utama PDB nasional dengan pencapaian 20,16%. Sementara itu, di tingkat global, Indonesia saat ini berada di peringkat ke-9 dunia dari aspek penghasil nilai tambah (manufacturing value added) atau menempati posisi tertinggi dibanding negara ASEAN lainnya.

Hal itu dikatakan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara mewakili Menteri Perindustrian pada acara Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan bagi Pengusaha Entrepreneurs Organization (EO) Indonesia Angkatan II yang diselenggarakan oleh Lemhannas RI. 

Perkembangan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari peningkatan investasi dan ekspor Indonesia. Dari sisi ekspor, produk industri merupakan kontributor utama dengan peranan mencapai 75,6% dari total ekspor Indonesia.

Menurut Ngakan, komoditas yang mendominasi ekspor produk Indonesia pada tahun 2017 berasal dari lima kelompok industri, yaitu produk industri makanan, industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia, industri logam dasar, industri karet, barang dari karet dan plastik, serta industri pakaian jadi.

"Oleh karena itu, berbagai kebijakan dan strategi telah dan akan terus dilakukan untuk semakin memacu ekspor produk tersebut," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (9/2).

Terkait dengan pembangunan ekonomi inklusif, Kepala BPPI menegaskan, konsep pembangunan tersebut harus mampu menurunkan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja yang tinggi dan menurunkan ketimpangan ekonomi. Oleh karena itu, Pemerintah menetapkan beberapa kebijakan.

Langkah strategis itu antara lain pembangunan infrastruktur, penguatan daya saing industri, penguatan kawasan ekonomi (KEK dan Kawasan Industri), serta membangun kawasan pariwisata di seluruh wilayah Indonesia melalui kebijakan pemerataan ekonomi (lahan, kesempatan, dan kapasitas sumber daya manusia/SDM).

Saat ini, Kemenperin sedang menyusun roadmap pengembangan Industry 4.0 yang difokuskan pada lima sektor, yakni indutri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian jadi, otomotif, elektronik, dan kimia.

Kepala BPPI pun berharap peran pengusaha dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia, khsusnya sektor industri manufaktur. Pengusaha memiliki peranan yang vital sebagai aktor utama penggerak ekonomi nasional. Dengan dunia usaha semakin meningkat, maka potensi penumbuhan menumbuhkan usaha-usaha baru di sektor produktif akan mampu menciptakan peluang kerja yang lebih banyak lagi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×