Reporter: Vina Elvira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menilai tahun 2025 sebagai tahun yang penuh tantangan bagi industri konstruksi.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti perlambatan ekonomi global serta kebijakan pemangkasan anggaran pemerintah telah menekan geliat pembangunan dan daya beli masyarakat.
“Hal ini tentunya akan berpengaruh kepada bisnis konstruksi. Walaupun demikian, Perseroan tetap berkomitmen untuk mengembangkan dan mempertahankan usaha jasa konstruksi. Perseroan secara proaktif mencari peluang usaha yang ada,” ungkap VP of Investor Relations & Corporate Communications SSIA, Erlin Budiman, kepada Kontan.co.id, pekan lalu.
Meski kondisi pasar belum sepenuhnya kondusif, SSIA tetap berupaya mencapai perolehan kontrak baru pada sisa tahun 2025.
Baca Juga: Luhut Binsar Buka Suara Soal Kisruh Bandara IMIP
Perseroan menyebut, saat ini ada beberapa proyek yang masih dalam proses tender, sehingga diharapkan kinerja sampai tutup tahun masih inline dengan target yang ditetapkan di awal 2025.
Konstruksi komersial dan industri tetap menjanjikan pada 2026
Memasuki 2026, SSIA sedang memfinalisasi business plan dengan fokus pada proyek-proyek gedung bertingkat, termasuk perhotelan, apartemen, pusat perbelanjaan, perkantoran, rumah sakit, pendidikan, industri, hingga pengerjaan struktur.
Manajemen pun menilai prospek konstruksi komersial dan industri tetap menjanjikan, di tengah situasi perlambatan ekonomi masih terjadi hingga kini.
“Perseroan secara aktif mencari proyek-proyek, baik dari pelanggan tetap maupun pelanggan baru,” sebutnya.
Untuk memperkuat daya saing, SSIA menyiapkan sejumlah strategi mulai dari penguatan jasa konstruksi, proaktif mengikuti tender pemerintah, mempertahankan pasar eksisting, memperluas peluang proyek properti dan infrastruktur, hingga menjalin kemitraan KSO dengan swasta, BUMN maupun pihak asing.
Dari sisi kinerja keuangan, pendapatan SSIA terkoreksi sebesar 14,15% secara tahunan alias year on year (YoY) menjadi Rp3,31 triliun pada kuartal III 2025.
Kontribusi paling besar ke pendapatan berasal dari segmen konstruksi bangunan sebesar Rp2,64 triliun. Lalu, segmen hotel yang menyumbang Rp351,86 miliar, pembangunan kawasan industri Rp285,73 miliar, dan real estat Rp261,23 miliar.
Sementara laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk alias laba bersih menjadi Rp6,46 miliar, turun 97,17% YoY.
Baca Juga: PLN Kerahkan 500 Personel untuk Percepat Pemulihan Listrik di Aceh Pasca Banjir
Selanjutnya: Belanja Prioritas Prabowo Rp 2.567,9 Triliun Untuk Tahun Depan
Menarik Dibaca: Promo PSM Alfamart Periode 1-7 Desember 2025, Es Krim Wall’s Feast Beli 2 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













