Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Harga batu bara diproyeksi masih akan mengalami pelemahan hingga tahun depan. Maka tidak heran jika Indika Energy Tbk (INDY) akan fokus untuk bisa bertahan menghadapai penurunan harga batu bara.
CEO Indika Energy, Azis Armand mengatakan salah satu strategi yang akan dilakukan Indika Energy di tahun depan adalah dengan melakukan efisiensi. "Tentu saja making sure all subsidiaries fokus menghadapai perununan harga batubara. Harus melihat kembali potensi penurunan biaya produksi," kata Armand ke Kontan.co.id pada Selasa (18/12).
Head Of Corporate Communication INDY Leonardus Herwindo menambahkan efisiensi dan keunggulan operasional akan terus dilakukan di seluruh rantai bisnis Grup Indika Energy. Sehingga dapat menghasilkan kinerja operasional yang solid dan optimal.
Namun, selain melakukan efisiensi, Leo juga menyebut Indika Energy akan mencari peluang baru di luar bisnis batu bara. "Sebagai perusahaan investasi yang terdiversifikasi, Perusahaan juga terbuka terhadap peluang di luar sektor batu bara dengan tetap mempertahankan keunggulan dan kompetensi utama perusahaan di bidang energi dan pertambangan,"jelas Leo.
Salah satu peluang bisnis yang tengah dijajaki Indika adalah membangun fasilitas penyimpanan BBM di Balikpapan. Pembangunan fasilitas penyimpanan BBM ini dilakukan oleh anak usaha indika Energy, PT Kariangau Gapura Terminal Energi.
Nantinya fasilitas penyimpanan BBM ini akan disewakan kepada ExxonMobil. Dalam catatan Kontan.co.id, ExxonMobil tercatat akan menyewa fasilitas penyimpanan BBM milik selama 20 tahun.
"Investasi Perusahaan untuk membangun fuel storage untuk ExxonMobil di Balikpapan adalah salah satu upaya kami untuk melihat peluang lain di sektor non batubara, khususnya dalam pembangunan infrastuktur energi,"kata Leo.
Armand menyebut pembangunan proyek tersebut akan dilakukan pada awal tahun 2019 sesuai dengan target Indika Energy. Indika pun telah menunjuk Tripatra dan Petrosea sebagai kontraktor untuk Engineering, Procurement and Construction (EPC).
Untuk membangun tangki penyimpanan tersebut, Indika akan menggelontorkan investasi sebesar US$ 108 juta. Saat ini Indika tengah memproses tahap akhir pendanaan.
Sebagian investasi pembangunan fasilitas penyimpanan BBM tersebut akan masuk ke dalam belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun depan. Namun untuk total capex Indika Energy di tahun 2019 masih terus dikaji. "Masih terus di-review. Yang pasti sebagian besar dari SU$ 108 juta akan dikeluarkan tahun 2019,"jelas Armand.
Pada tahun ini Indika tercatat menganggarkan belanja modal sebesar US$ 162,8 juta. Hingga September 2018, realisasi serapan capex sebesar US$ 109,1 juta yang sebagian besar digunakan untuk belanja modal PT Petrosea Tbk (PTRO) untuk pembelian alat berat.
Indika Energy pada tahun depan menargetkan produksi batu bara sebesar 34 juta ton atau sama dengan target pada tahun ini. Sampai September 2018, produksi batu bara Indika Energy sudah mencapai 26,1 juta ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News