Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia telah menjalin kerja sama pelatihan vokasi kejuruan ganda (pemagangan) dengan Industrie-und Handelskammer (IHK) Trier (Kadin Jerman). Berjalan sejak 2015, program kemitraan ini telah mencetak 299 orang instruktur (trainer) yang bersertifikat internasional melalui program Training of Trainer (TOT).
Wakil Ketua Umum Kadin, Antonius J. Supit, mengatakan, IHK memiliki kelebihan lantaran terdiri dari pelaku usaha sehingga betul-betul melakukan pelatihan di tempat kerja (pemagangan).
"Ini komitmen untuk bukan hanya membangun SDM (sumber daya manusia) melainkan juga memperkuat daya saing Indonesia melalui vokasi yang terdiri dari dua pilar, pendidikan dan industri," ujar Anton saat ditemui usai penandatanganan MoU Kemitraan Pendidikan Vokasi Kemenko Perekonomian dengan IHK Trier Jerman, Rabu (24/10).
Kadin sendiri telah menggelar 16 batch program pendidikan vokasi dan memberikan sertifikasi pada 299 orang trainer berstandar internasional.
Anton mengatakan, program vokasi ini nantinya diharapkan dapat mencetak setidaknya 20% dari angkatan kerja baru yang tersertifikasi. Meski demikian, hal ini tidak akan serta merta tercapai dalam waktu dekat lantaran Indonesia baru mulai intens menjalankan program kemitraan vokasi ini.
Untuk itu, program ini akan dimulai secara intens pada daerah-daerah dengan wilayah industri yang sudah terbilang solid seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara untuk industri manufaktur, program ini lebih dulu dijalankan di kawasan Cikarang dan Bekasi.
"Nantinya akan dikembangkan ke Yogyakarta, Semarang, dan Surabaya. Kita ingin bikin contoh yang sukses di Karawang karena itu daerah industri yang besar," kata Anton.
Sementara, untuk program TOT, Anton mengatakan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia sebagai contoh suksesnya. Sejak menjalankan program TOT secara mandiri, Toyota telah mencetak sekitar 130 orang mentor dan lebih dari 60 asesor.
"Selama 9 bulan, perusahaan mempersiapkan sendiri dulu kurikulum, modul dan lain-lain yang mengadopsi milik Jerman. Lalu juga mencari instruktur di awal baru mulai program pendidikan," ungkap Anton.
Sementara, melalui kerja sama dengan Kemko Perekonomian dan Kadin Indonesia, diharapkan program kemitraan pendidikan vokasi dapat menjangkau 15 mitra sekolah dan menghasilkan puluhan master trainer bersertifikasi internasional yang dapat memultiplikasi trainer-trainer selanjutnya.
Nantinya program TOT ini diharapkan dapat mendukung target pola pemagangan dengan berbasis 70 persen praktik dan 30 persen in house training di sekolah dengan trainer yang telah dipilih dan disertifikasi oleh Kadin Indonesia dan IHK Trier.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News