kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kadin minta gas turun maksimal US$ 7 per MMBTU


Senin, 06 Januari 2020 / 21:48 WIB
Kadin minta gas turun maksimal US$ 7 per MMBTU
ILUSTRASI. Wakil Ketua Kadin bidang perindustrian Johnny Darmawan minta gas turun maksimal US$ 7 per MMBTU. FOTO ANTARA/Rosa Panggabean/Koz/12.


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta harga gas industri segera turun. Pasalnya, saat ini harga gas mencapai angka US$ 9 per MMBTU dan bahkan berpeluang naik kembali.

Harga gas industri diminta Kadin maksimal sebesar US$ 7 per MMBTU. "Harga US$ 6 per MMBTU itu wajar, di luar busa US$ 4 hingga US$ 6 per MMBTU, kita US$ 6 per MMBTU dinaikkan sedikit US$ 7 per MMBTU  juga oke," ujar Wakil Ketua Kadin bidang perindustrian Johnny Darmawan saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/1).

Harga US$ 6 per MMBTU telah ditetapkan sebelumnya sebagai harga maksimal dalam Peraturan Presiden (Perpres) nomor 40 tahun 2016. Namun, aturan tersebut hingga kini masih belum dijalankan.

Baca Juga: Siap jadi agregator, PGN (PGAS) dukung DMO dan pengembangan infrastruktur gas

Bahkan pemerintah juga menjanjikan kompensasi bagi industri pengguna gas. Meski begitu saat ini industri tersebut masih juga membeli gas dengan harga di atas US$ 6 per MMBTU.

"Itu sudah baik sebelumnya ada Perpres tapi tidak dijalankan," terang Johnny.

Berbagai alasan diungkapkan produsen gas dalam tingginya harga. Antara lain ketidakefisienan distribusi gas sehingga menambah biaya angkut.

Meski begitu Johnny bilang hal tersebut harusnya sudah diperhitungkan dalam menentukan harga. Ia menegaskan bahwa harga gas merupakan hal penting dalam daya saing industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×