kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kadin temukan 21 perusahaan lakukan kartel bawang


Selasa, 19 Maret 2013 / 09:32 WIB
Kadin temukan 21 perusahaan lakukan kartel bawang
ILUSTRASI. Petugas gabungan melakukan penindakan kepada warga yang tidak menggunakan masker di kawasan Tomang, Jakarta, Rabu (6/10/2021). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta agar segera dicarikan penanganan krisis harga bawang yang melanda masyarakat Indonesia.

Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulistyo menyatakan, harga bawang yang naik 6 kali lipat dari harga normal itu merupakan permainan yang dilakukan 21 perusahaan yang mengendalikan lebih dari 50% pasar bawang.

Adanya praktik tidak sehat itu disebut Suryo sebagai perilaku kartel yang bisa menguasai dan mempermainkan harga bawang. Untuk itulah Suryo meminta pemerintah segera turun tangan dan mengatasinya, agar masyarakat tidak dirugikan.

“Pemerintah harus segera melakukan perombakan tata niaga bawang demi kepentingan masyarakat banyak, agar 21 kartel bawang tersebut tidak semakin merajalela di kemudian hari,” tegas Suryo dalam siaran persnya yang dikutip oleh Tribunnews, Selasa (19/3).

Tiga solusi pengendalian harga bawang dari Suryo adalah;

Pertama, Perum Bulog mengambil alih tata niaga bawang yang tentunya harus dibarengi juga dengan peningkatan pengawasan terhadap Perum Bulog.

Kedua, yang perlu dilakukan pemerintah adalah mempermudah kucuran kredit atau pinjaman kepada para petani bawang, agar petani bawang tidak terjerat tengkulak dan permainan 21 kartel bawang tersebut.

Ketiga, impor bawang dilakukan oleh perum Bulog. “Langkah ini penting agar dapat menetralisir harga di pasaran yang saat ini dikendalikan oleh 21 kartel bawang,” jelas Suryo.

Melalui tiga langkah ini, Suryo yakin praktik kartel bisa diredam, yaitu dengan menciptakan keseimbangan pasar, baik produksi (melalui kemudahan kredit bagi petani bawang), distribusi (melalui pengambilalihan tata niaga bawang oleh Perum Bulog) sampai penyeimbangan peredaran bawang di pasaran (melalui kebijakan impor untuk membendung permainan 21 kartel bawang).

 “Tentunya kebijakan impor ini bukan berarti membuka pintu impor bawang seluas-luasnya sehingga dapat mematikan para petani bawang. Kebijakan impor dilakukan bila diperlukan, seperti dalam situasi sekarang ini, yaitu ketika pasar bawang tengah dikendalikan oleh para kartel yang menahan peredaran bawang. Dengan adanya kebijakan impor yang tertata, tentunya upaya para kartel bawang menghilangkan bawang dari pasaran dapat dicegah dan harga tidak bergejolak,” papar Suryo. (Fajar/Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×