Sumber: Antara | Editor: Dupla Kartini
SEMARANG. PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah memetakan setidaknya 214 titik rawan bencana alam yang potensial mengakibatkan gangguan perjalanan kereta api, baik di lintas utara maupun selatan Jawa.
"Terdapat 214 titik rawan gangguan alam, baik itu banjir, tanah longsor, maupun tanah ambles," kata Direktur Utama KAI Edi Sukmoro saat meninjau kesiapan angkutan Lebaran 1437 Hijriah di Semarang, Rabu (1/6).
Menurut dia, titik-titik rawan bencana alam yang berpotensi mengganggu perjalanan KA itu akan terus dipantau untuk meminimalisir dampaknya dengan menyiagakan personel untuk memantau selama 24 jam.
Edi mengatakan, KAI juga telah menyiagakan alat material untuk siaga (AMUS) untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam yang mengganggu perjalanan KA, sehingga bisa segera dilakukan langkah penanganan.
Untuk memastikan kesiapan masa angkutan Lebaran 1437 Hijriah, seluruh direksi dan komisaris KAI beserta jajaran Kementerian Perhubungan melakukan pengecekan dengan menyusuri perlintasan KA. Pengecekan dengan menyusuri perlintasan KA, baik di lintas utara maupun selatan Jawa dilakukan selama tiga hari, dimulai 1-3 Juni 2016, termasuk mengecek pelayanan, stasiun, sarana, dan prasarana.
Rombongan pengecekan jalur lintasan KA dilakukan dengan pemberangkatan KA inspeksi dari Stasiun Gambir, Jakarta, untuk lintas utara dan KA inspeksi dari Stasiun Bandung untuk pengecekan lintas selatan.
Edi mengatakan pelayanan terhadap penumpang selama masa angkutan Lebaran dioptimalkan dengan menggandeng kalangan komunitas pecinta KA menjadi CSM (customer service mobile) di stasiun-stasiun.
Seluruh pegawai KAI, kata dia, diwajibkan juga berjaga di posko yang ada di stasiun-stasiun untuk membantu memberikan pelayanan dan informasi bagi para penumpang selama masa angkutan Lebaran 2016.
Dari aspek sarana, Edi menyebutkan KAI telah menyiagakan sebanyak 447 lokomotif, terdiri atas 416 lokomotif dinas dan 31 cadangan, serta 1.694 kereta, terdiri atas 1.565 kereta dinas dan 129 cadangan. (Zuhdiar Laeis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News