kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kalbe Farma butuh waktu serap insentif pemerintah


Kamis, 31 Maret 2016 / 10:18 WIB
Kalbe Farma butuh waktu serap insentif pemerintah


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemerintah telah mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi XI. Salah satu isinya membawa kabar baik bagi industri farmasi, khususnya industri farmasi yang fokus bikin bahan baku obat dan alat-alat kesehatan. 

Meski disambut baik pengusaha, pelaku industri farmasi tak bisa langsung merasakan manfaatnya. ”(Insentif) baru terasa 3 tahun - 4 tahun lagi, setelah berdiri pabrik bahan baku obat,” kata Vidjongtius, Direktur PT Kalbe Farma Tbk kepada KONTAN, Rabu (30/3).

Dalam Paket Kebijakan Jilid XI, industri yang mendapat insentif adalah industri yang membangun pabrik bahan baku obat dan alat kesehatan. Bentuk insentifnya berupa pembebasan atau penurunan bea masuk, tax holiday, dan tax allowance.

Jika pabrik bahan baku sudah berdiri, barulah Kalbe Farma merasakan manfaatnya. "Kami tak perlu impor dan kami terhindar depresiasi rupiah," jelas Vidjongtius. 

Asal tahu saja, syarat mendapatkan insentif tak mudah. Salah satunya, pabrik bahan baku obat harus berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). ”Jadi tak semua insentif bisa rasakan, paling hanya sebagian,” terang Vidjongtius.

Saat ini ada delapan kawasan masuk KEK, yaitu Tanjung Lesung (Banten), Sei Mangkei (Sumatra Utara), Palu (Sulawesi Tengah), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku Utara), Tanjung Api-Api (Sumatera Selatan) dan Maloi Batuta Trans Kalimantan/MBTK (Kalimantan Timur). Perusahaan yang bikin pabrik harus memilih salah satu lokasi KEK. 

Target tumbuh 10%

Meski Paket Kebijakan Jilid XI tak terasa langsung, Vidjongtius optimistis, penjualan Kalbe Farma tumbuh 10% tahun ini. Target penjualan tahun ini lebih tinggi dari pencapaian penjualan tahun lalu yang hanya tumbuh 3%-5%. ”Total pendapatan kami tahun lalu Rp 19,8 triliun,” kata Vidjongtius.

Karena tumbuh mini tahun lalu, manajemen Kalbe Farma berusaha mengejar pertumbuhan lebih baik di tahun ini. Untuk itu, Kalbe Farma mengalokasikan belanja modal Rp 1 triliun-Rp1,5 triliun. 

Dari jumlah belanja tersebut, Rp 300 miliar digunakan untuk bikin pabrik obat resep baru di Pulo Gadung. "Pembangunannya sudah berjalan, mudah-mudahan selesai pertengahan 2018," jelas Vidjongtius. 

Selain bikin pabrik obat resep, Kalbe Farma juga melakukan penambahan kapasitas pabrik yang sudah ada di kawasan Cikarang, Bekasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×