kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kalbe Farma (KLBF) bidik pertumbuhan pendapatan 5%-6% di tahun 2021


Selasa, 16 Maret 2021 / 19:55 WIB
Kalbe Farma (KLBF) bidik pertumbuhan pendapatan 5%-6% di tahun 2021
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Vidjongtius. Foto: DOK Kalbe Farma)


Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) optimistis perekonomian Indonesia akan tumbuh positif di tahun ini. Hal tersebut membuat manajemen Kalbe berani membidik pertumbuhan pendapatan 5%-6% di tahun ini. 

“Karena ekonomi Indonesia 2021 diprediksi tumbuh positif, maka Kalbe optimis dengan memperkirakan pertumbuhan penjualan sekitar 5%-6% atau lebih baik dari tahun 2020,” ungkap Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius saat dihubungi Kontan kemarin. 

Setiap tahunnya Kalbe biasa menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1 triliun untuk memenuhi target bisnis mereka. 

Begitu pula dengan Capex di tahun ini, Vidjoungtius menyebut, dana yang disiapkan akan digunakan untuk melakukan pengembangan dan inovasi terhadap produk-produk baru dan layanan aplikasi digital kesehatan. 

Pengembangan dan inovasi produk yang menjadi fokus Kalbe di tahun ini, salah satunya akan dilakukan terhadap produk-produk herbal asli Indonesia. “Seperti jahe merah dan lainnya,” tambahnya. 

Tak hanya berfokus pada pengembangan dan inovasi, di tahun ini Kalbe juga akan meneruskan program vaksin Covid-19, yang tengah dikembangkan Kalbe bersama Genexine Korea Selatan. 

Baca Juga: Opsi Vaksin Gotong Royong Dibuka, Asa Bagi Kalbe Farma (KLBF) Kembali Merekah

Berdasarkan catatan yang telah dihimpun Kontan.co.id sebelumnya, vaksin Covid-19 yang dimaksudkan, hingga kini masih dalam tahap uji klinis dan menunggu persetujuan emergency dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Ketika ditanya soal prospek bisnis industri farmasi di tahun ini, Vidjongtius melihatnya dengan positif. Menurutnya, vaksinasi yang tengah digencarkan pemerintah dapat memutar kembali roda ekonomi Indonesia yang sempat mandek akibat efek dari  pandemi Covid-19. 

“Prospek tetap positif karena dengan adanya vaksinasi akan memulai kembali roda ekonomi, yang akhirnya meningkatkan daya beli konsumen, serta kepedulian akan kesehatan semakin tinggi setelah pandemi covid ini,” ungkap Vidjoungtius. 

Menyinggung soal rencana perluasan pajak yang akan dilakukan pemerintah terhadap sejumlah industri yang dinilai mendulang berkah selama pandemi. Di mana industri farmasi merupakan salah satu sektor yang disebut-sebut menjadi objek perluasan pajak tersebut. 

Vidjongtius menilai, pemerintah perlu menunjang ulang soal rencana perluasan pajak ke sektor industri farmasi. Sebab, tidak semua sektor di industri farmasi mengalami pertumbuhan positif selama pandemi Covid-19. Seperti halnya dengan obat resep yang justru mengalami penurunan pada saat pandemi. 

“Tapi segmen vitamin, masker, misalnya terjadi pertumbuhan positif. Kami belum tahu perluasan perpajakan apa saja yg akan dilakukan,” ungkapnya. 

Meski diterpa pandemi Covid-19, Kalbe masih mencatatkan kinerja perusahaan yang positif di tahun 2020. Vidjongtius menyebut, secara konsolidasi pendapatan penjualan Kalbe di 2020 mengalami pertumbuhan. 

Hingga saat ini, Kalbe belum merilis secara resmi kinerja keuangan sepanjang tahun 2020. Namun, berdasarkan catatan laporan keuangan Kuartal III 2020, Kalbe Farma membukukan pendapatan sebesar Rp 17,095 triliun atau tumbuh 1,57% dari periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp 16,826 triliun. 

Pertumbuhan juga terjadi pada laba rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk. Perseroan mencatat laba rugi yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pada Kuartal III 2020 meningkat 10,43% dari periode yang sama di tahun lalu, yaitu dari Rp 1,912 triliun menjadi Rp 2,135 triliun. 

Kalbe juga mendulang pertumbuhan positif pada jumlah laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk. Laporan keuangan Kuartal III 2020 mencatat laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp 2,135 triliun, atau tumbuh 10,43% dari Kuartal III 2019 yang sebesar Rp 1,912 triliun. 

Per kuartal III 2020, emiten berkode saham KLBF ini melaporkan jumlah aset tumbuh 9,74% dibandingkan periode 31 Desember 2019 menjadi Rp 22,450 triliun. Sedangkan jumlah lialibilitas sebesar Rp 4,547 triliun dan ekuitas Rp 17,902 triliun.

Selanjutnya: Kalbe Farma (KLBF) Pastikan Komersialisasi Vaksin Covid-19 pada Kuartal III

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×