Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan entitas anak mengumumkan penjualan bersih mencapai Rp 21,18 triliun hingga kuartal III-2022, atau naik 10,9% year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun 2021.
Sementara itu, laba bersih KLBF mencapai Rp 2,48 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2022, naik 8,6% (YoY) dibandingkan Rp 2,28 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2021.
Ketidakpastian kondisi makro ekonomi global telah menciptakan tekanan inflasi yang luas dan masalah rantai pasokan berkepanjangan yang semakin diperburuk oleh krisis Rusia – Ukraina. KLBF pun terus memperhatikan pentingnya pengelolaan atas peningkatan biaya bahan baku melalui kebijakan kenaikan harga, pengelolaan portofolio, dan pengelolaan efisiensi biaya operasional.
KLBF juga menjaga posisi likuiditas yang kuat untuk mengelola kebutuhan modal kerja ke depan. Inovasi terus dilakukan dalam rangka menyediakan produk dan layanan yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat.
Baca Juga: Kinerja Masih Lesu, Saham Farmasi Loyo
Secara berkelanjutan, KLBF berupaya meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat antara lain dengan meningkatkan kontribusi produk dalam program Jaminan Kesehatan Nasional, meluncurkan berbagai produk kesehatan preventif dan herbal, menawarkan produk nutrisi yang lebih terjangkau serta memperluas layanan kesehatan berbasis digital.
Untuk mendekatkan diri dengan basis pelanggan yang lebih luas, KLBF menyediakan platform B2C – Klikdokter (telemedicine) dan platform B2B – EMOS & MOSTRANS melalui divisi distribusi & logistik. KLBF juga menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk, mengelola efektivitas kegiatan penjualan dan pemasaran, melakukan transformasi pemanfaatan teknologi digital, serta mengendalikan biaya-biaya operasional lainnya untuk mempertahankan tingkat laba usaha.
Selain itu, KLBF terus menerapkan protokol kesehatan secara seksama untuk internal maupun eksternal serta melakukan edukasi kepada pasar melalui berbagai saluran komunikasi.
Dari segi pertumbuhan dan kontribusi per divisi, pada sembilan bulan pertama tahun 2022 divisi distribusi & logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 13,8% menjadi Rp 7,75 triliun, dari Rp 6,81 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2021, serta menyumbang 36,6% terhadap total penjualan bersih KLBF.
Divisi produk kesehatan meraih peningkatan penjualan sebesar 11,9% menjadi Rp 3,26 triliun dengan kontribusi sebesar 15,4% terhadap total penjualan bersih KLBF di sembilan bulan pertama tahun 2022. Divisi nutrisi membukukan penjualan bersih sebesar Rp 5,75 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2022, mengalami pertumbuhan sebesar 11,2% dari pencapaian di tahun sebelumnya dan menyumbang 27,2% dari total penjualan bersih KLBF di sembilan bulan pertama tahun 2022.
Baca Juga: Kinerja Saham Sejumlah Emiten Farmasi Masih Tersungkur, Saatnya Koleksi?
Divisi obat resep KLBF membukukan peningkatan penjualan sebesar 5,1% menjadi Rp 4,40 triliun dari Rp 4,19 triliun, serta menyumbang 20,8% dari total penjualan bersih perusahaan.
KLBF terus melakukan peningkatan efisiensi pada kegiatan operasional untuk mempertahankan rasio laba usaha terhadap penjualan. Laba usaha KLBF meningkat 8,8% menjadi Rp 3,09 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2022, dengan rasio laba usaha terhadap penjualan sebesar 14,6%. Laba sebelum pajak penghasilan KLBF pada sembilan bulan pertama tahun 2022 adalah sebesar Rp 3,23 triliun bertumbuh sebesar 8,8% dengan margin laba sebelum pajak penghasilan mencapai 15,3%.
Di tahun 2022, dengan kondisi ekonomi yang mulai kembali pulih dan ekspektasi transisi Covid-19 ke arah endemi, KLBF menargetkan pertumbuhan penjualan bersih tahun 2022 menjadi sebesar 11%-15% dengan proyeksi pertumbuhan laba bersih sekitar 11%-15%. "Walaupun menghadapi ketidakpastian yang meningkat karena krisis geopolitik global, kami berupaya menjaga ketersediaan produk dan meminimalkan dampak kenaikan harga bahan baku dengan melakukan efisiensi biaya dan strategi pengelolaan harga," ungkap Manajemen Kalbe Farma dalam siaran pers yang diterima Kontan, Selasa (1/11).
KLBF juga mempertahankan anggaran belanja modal sebesar Rp 1 triliun yang akan digunakan untuk perluasan kapasitas produksi dan distribusi. Rasio pembagian dividen dipertahankan pada rasio 45%-55%, dengan memperhatikan ketersediaan dana dan kebutuhan pendanaan internal.
Optimisme untuk tumbuh mendorong KLBF terus konsisten melakukan aktivitas riset dan pengembangan. Melalui sinergi ABGC atau Akademisi, Business, Government dan Komunitas, KLBF terus berkolaborasi menghasilkan produk dan layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat atau hilirisasi produk dan mampu memberikan kontribusi pada performa bisnis perusahaan.
Di lain pihak, KLBF membuka kerja sama dengan berbagai pihak, baik dalam bentuk joint-venture, akusisi atau bentuk kerja sama bisnis lainnya. "Di antaranya, Kalbe Farma melalui PT Kalbe Genexine Biologics (KGBio) melakukan kolaborasi riset dan uji klinis dengan pihak ketiga untuk produk penemuan baru (novel products) di beberapa negara di Asia Tenggara, Australia, dan Timur Tengah," terang Manajemen Kalbe Farma.
Pada tanggal 22 Juli 2022, KLBF menandatangani Perjanjian Pembelian Saham (Share Purchase Agreement/SPA) dengan Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH yang menyepakati pengalihan 80% kepemilikan pada PT Aventis Pharma kepada KLBF.
Lebih lanjut, KLBF telah menandatangani SPA dengan PT Usaha Minidin Raya sebagai pemegang saham atas 20% kepemilikan pada PT Aventis Pharma pada tanggal 20 Oktober 2022, sehingga secara total KLBF telah menandatangani SPA untuk 100% saham pada PT Aventis Pharma. Langkah strategis ini akan menghadirkan produk-produk yang selaras dengan portofolio Kalbe, terutama di kelas terapi fokus, seperti diabetes dan kardiovaskular serta akses ke vaksin sebagai bagian dari strategi pertumbuhan KLBF.
Manajemen Kalbe Farma menyambut baik kolaborasi strategis ini dengan Sanofi sebagai perusahaan kesehatan global yang inovatif dengan penetrasi pasarnya yang kuat di Indonesia. Kolaborasi ini juga berpotensi memperkuat inisiatif inovasi KLBF di masa mendatang.
Penyelesaian perjanjian diharapkan dapat diterapkan secara efektif pada kuartal IV-2022 dengan memenuhi persyaratan tertentu sebagai bagian dari SPA. "Diperkirakan transaksi akan memberikan dampak pertumbuhan yang positif bagi Kalbe Farma pada tahun 2023 dengan tambahan kontribusi sebesar sekitar 3% - 4% terhadap total penjualan perusahaan," pungkas Manajemen Kalbe Farma.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News