Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) semakin serius menggarap pasar obat terbatas, seperti obat kanker (onkologi). Perseroan ini menargetkan pabrik onkologi bisa beroperasi pada kuartal tiga tahun ini.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Kalbe Farma Vidjongtius menuturkan, saat ini manajemen masih menyelesaikan proses pembangunan pabrik tersebut. Melalui anak usaha, PT Dankos Farma, pabrik tersebut bakal beroperasi di Kawasan Industri Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Rencananya, pabrik ini bakal berdiri di atas lahan seluas 1.800 meter persegi (m²), dengan bangunan seluas 3.800 m². Kalbe pun siap mengucurkan investasi sebesar Rp500 miliar. Nantinya, pabrik ini bakal punya kapasitas produksi sebanyak 55 juta unit obat per tahun. "Pabrik onkologi yang diresmikan awal tahun ini masih dalam proses. Kami harapkan kuartal tiga bisa beroperasi," kata Vidjongtius kepada KONTAN, Senin (6/2).
Pasar masih terbatas
Langkah bisnis Kalbe ini untuk memperkuat posisi di kategori produk khusus demi mendongkrak bisnis obat resep. Maklum, berdasar laporan lembaga riset farmasi IMS Health, Kalbe menguasai pasar obat resep sebesar 15% dari pasar sebesar Rp 31,6 triliun tahun lalu. Adapun, kontribusi obat resep Kalbe sampai kuartal satu tahun ini sebesar 26% dari total penjualan Rp 4,07 triliun.
Nah untuk itu, selain membangun pabrik onkologi, Kalbe juga mengembangkan kompetensi pada teknologi sel punca atau sel induk (stem cell) dan genomik.
Malah, belum lama ini, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) dan Badan Pengawan Obat dan Makanan (BPOM) memberi izin kepada Kalbe berupa izin laboratorium. Vidjong berucap, dengan adanya izin Laboratorium ini memungkinkan untuk memberi pengobatan dengan cara terapi sel. "Kami dapat izin laboratorium untuk memproses stem cell untuk kesehatan," ucapnya.
Sel induk ini berguna untuk bermacam pengobatan. Seperti gangguan sendi, organ jantung atau bagian lainnya. Prosesnya adalah sel si pasien diproses dan dikembangkan sebelum dimasukan kembali ke tubuh pasien yg bersangkutan. Menurutnya, dimasa depan terapi sel akan berkembang lebih pesat. "Tapi untuk saat ini masih terbatas," katanya.
Dia menambahkan, fasilitas sel induk ini berada di Pulo Mas, Jakarta Timur. Asal tahu saja, Kalbe memang serius mengembangkan obat kanker. Hal ini ditandai dengan pembukaan Stem Cell dan Cancer Institute sejak 2007.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News